Telaah
Kurikulum Kimia Sekolah II
(Tugas KD 3. 1 SMA Kelas XII)
Disusun oleh :
Kelompok 5
Aprilia Dwi Puspita (1413023010)
Ira Novita Sari (1413023027)
Monica (1413023039)
Ulfa Rahma Ainul Fikria (1413023067)
Kelas : A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2016
DESKRIPSI
PEMBELAJARAN
KELAS XII SEMESTER 1
Mata pelajaran :
Kimia
Kelas :
XII (Dua belas)
Semester :
1 (Satu)
Alokasi Waktu :
Kompetensi Dasar :
1.1
Menyadari adanya
keteraturan dari sifat hidrokarbon, termokimia, laju reaksi, kesetimbangan
kimia, larutan dan koloid sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan
tentang adanya keteraturan tersebut sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang
kebenarannya bersifat tentatif.
1.2
Menunjukkan perilaku
ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu
membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif,
inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan
serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari.
2.2 Menunjukan perilaku kerja sama, santun,
toleran, cinta damai dan peduli lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan
sumber daya alam.
2.3 Menunjukkan perilaku responsif dan pro-aktif
serta bijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat
keputusan.
3.1 Menganalisis penyebab adanya fenomena sifat
koligatif larutan pada penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan
titik beku dan tekanan osmosis.
4.1 Menyajikan hasil analisis berdasarkan data
percobaan terkait penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik
beku, dan tekanan osmosis larutan.
Materi Pokok :
1.
Konsep molalitas
2.
Konsep fraksi mol
3.
Pengertian sifat
koligatif
4.
Jenis-jenis sifat
koligatif
5.
Pengertian tekanan uap
jenuh suatu zat
6.
Pengertian penurunan
tekanan uap
7.
Hubungan antara tekanan
uap jenuh larutan terhadap zat terlarut yang sukar menguap (non volatile) pada larutan
8.
Hubungan antara tekanan
uap jenuh dengan fraksi mol zat pelarutnya pada
larutan berdasarkan Hukum Raoult
9.
Hubungan antara
penurunan tekanan uap larutan dengan fraksi mol zat terlarutnya pada larutan
10.
Pengertian titik didih
11.
Pengertian kenaikan
titik didih
12.
Pengaruh zat terlarut
terhadap kenaikan titik didih pada larutan
13.
Hubungan antara
kenaikan titik didih dengan konsentrasi larutan
14.
Pengertian titik beku
15.
Pengertian
penurunan titik beku
16.
Pengaruh zat terlarut
terhadap penurunan titik beku
17.
Hubungan konsentrasi larutan dengan penurunan titik
beku
18.
Pengertian tekanan
osmotik
19.
Hubungan konsentrasi
larutan dengan tekanan osmotik
Indikator :
1.1.1
Menunjukkan
sikap religius dengan pembiasaan salam dan doa dalam kehidupan sehari-hari
1.1.2
Mampu
mengkaitkan adanya keteraturan dalam keberagaman sifat koligatif larutan sebagai
wujud kebesaran Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan hasil
pemikiran manusia yang kebenarannya bersifat tentatif
2.1.1
Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap sifat koligatif
larutan dari berbagai contoh zat yang berasal dari kehidupan sehari-hari.
2.1.2 Menunjukkan perilaku
disiplin dalam melakukan kegiatan praktikum sifat koligatif larutan.
2.1.3 Menunjukkan sikap
bertanggunag jawab dalam menyelesaikan penugasan sifat koligatif larutan yang
diberikan oleh guru.
2.1.4 Menunjukkan sikap jujur dalam mengumpulkan
data hasil percobaan sifat koligatif larutan
2.1.5 Menunjukkan sikap
komunikatif dalam menyampaikan data hasil percobaan sifat koligatif larutan
3.1.1 Menjelaskan pengertian
molalitas
3.1.2 Menghitung
konsentrasi suatu larutan dengan satuan
molalitas
3.1.3 Menghitung bagian zat
terlarut dengan bagian partikel zat pelarut berdasarkan gambar
submikroskopisnya
3.1.4 Menjelaskan
pengertian fraksi mol
3.1.5 Menentukan fraksi mol
pelarut dan zat terlarut dalam
suatu larutan
3.1.6 Menjelaskan pengertian
sifat koligatif larutan
3.1.7 Menyebutkan
jenis-jenis sifat koligatif larutan
3.1.8 Menjelaskan
pengertian tekanan uap jenuh suatu zat
3.1.9 Menjelaskan
definisi penurunan tekanan uap
3.1.10 Menjelaskan
hubungan antara tekanan uap
jenuh larutan dengan fraksi mol
zat pelarutnya (Hukum Raoult)
3.1.11
Menentukan besarnya tekanan
uap jenuh larutan dengan fraksi mol zat
terlarut tertentu
3.1.12 Menentukan
besarnya penurunan tekanan uap jenuh larutan dengan fraksi mol zat terlarut
tertentu
3.1.13 Menjelaskan
pengertian titik didih
3.1.14 Menjelaskan
pengertian kenaikan titik didih (ΔTb)
3.1.15 Menjelaskan
pengaruh zat terlarut terhadap kenaikan titik didih
3.1.16 Menjelaskan
pengertian titik beku
3.1.17 Menjelaskan
pengertian penurunan titik
beku (ΔTf)
3.1.18 Menjelaskan hubungan penurunan
tekanan uap larutan terhadap penurunan titik beku larutan
3.1.19 Menjelaskan pengertian tekanan osmotik pada larutan
3.1.20 Menjelaskan hubungan
konsentrasi pada suatu larutan terhadap tekanan osmotik larutan
4.1.1
Mengamati larutan gula dalam berbagai
konsentrasi (1 mol, 2 mol, dan 3 mol)
4.1.2
Mengidentifikasi larutan gula dalam berbagai
konsentrasi (1 mol, 2 mol, dan 3 mol)
4.1.3
Melakukan percobaan
pelarutan sukrosa dalam 1
kg air
4.1.4
Menuliskan data hasil
percobaan pada tabel hasil pengamatan
4.1.5
Mengamati data hasil
percobaan pelarutan sukrosa dalam 1
kg air
4.1.6
Mengidentifikasi
data hasil percobaan pelarutan sukrosa dalam 1 kg air
4.1.7
Menganalisis data hasil
percobaan pelarutan sukrosa dalam 1
kg air
4.1.8
Menyimpulkan
pengertian konsentrasi molalitas larutan
4.1.9
Menuliskan
rumus untuk mencari konsentrasi dengan satuan molalitas
4.1.10 Mengamati gambar submikroskopis larutan
gula
4.1.11 Mengidentifikasi gambar submikroskopis larutan
gula
4.1.12 Membandingkan jumlah
pertikel zat terlarut
dan jumlah partikel zat pelarut berdasarkan gambar submikroskopisnya
4.1.13 Menyimpulkan pengertian fraksi mol
4.1.14 Mengamati
data titik didih dan titik
beku beberapa larutan
4.1.15 Mengidentifikasi
data titik didih dan titik
beku beberapa larutan
4.1.16 Menganalisis perbedaan titik didih dan titik beku
larutan gula dan urea
4.1.17 Menyimpulkan
pengertian sifat koligatif larutan
4.1.18 Menyimpulkan
jenis-jenis sifat koligatif larutan
4.1.19 Mencari informasi tentang tekanan uap jenuh larutan
4.1.20 Menyimpulkan
pengertian tekanan uap jenuh larutan
4.1.21 Mengamati
gambar submikroskopis zat
terlarut dan zat pelarut
4.1.22 Mengidentifikasi gambar submikroskopis zat terlarut
dan zat pelarut
4.1.23 Membandingkan jumlah tekanan uap jenuh antara pelarut
murni dan larutan
4.1.24 Menyimpulkan penurunan tekanan uap larutan berdasarkan
tekanan uap jenuh pada pelarut murni dan larutan
4.1.25 Menuliskan persamaan penurunan tekanan uap
4.1.26 Mengamati gambar submikroskopis tekanan uap jenuh
pelarut murni dan larutan
4.1.27 Mengidentifikasi partikel zat terlarut dengan zat
pelarut
4.1.28 Menentukan satuan konsenterasi yang digunakan dalam
penurunan tekanan uap
4.1.29 Menyimpulkan satuan konsenterasi yang digunakan dalam
penurunan tekanan uap
4.1.30 Mengidentifikasi hubungan antara penurunan tekanan uap
dengan fraksi mol
4.1.31 Menyimpulkan hubungan antara penurunan tekanan uap
dengan fraksi mol
4.1.32 Menuliskan persamaan antara penurunan tekanan uap
dengan fraksi mol (Hukum Raoult)
4.1.33 Mengamati fenomena tentang titik didih dan diagram
fasa sifat koligatif antara titik didih pelarut dan titik didih larutan
4.1.34 Mengidentifikasi
diagram fasa sifat koligatif antara titik didih pelarut dan titik didih larutan
4.1.35 Menyimpulkan
pengertian kenaikan titik didih berdasarkan diagram fasa
4.1.36 Menuliskan
rumus kenaikan titik didih
berdasarkan diagram fasa
4.1.37 Melakukan
percobaan mengenai penurunan
titik didih larutan
4.1.38 Menuliskan data hasil percobaan penurunan titik didih pada tabel hasil pengamatan
4.1.39 Membandingkan titik didih aquades
sebagai pelarut murni dengan titik didih larutan sukrosa dan larutan urea
4.1.40 Membandingkan kenaikan titik didih larutan sukrosa pada molalitas yang
berbeda
4.1.41 Membandingkan kenaikan titik didih larutan sukrosa dengan kenikan titik didih larutan urea pada molalitas yang sama
4.1.42 Menyimpulkan hubungan antara molalitas larutan dengan kenaikan titik didihnya
4.1.43 Menuliskan rumus hubungan antara molalitas larutan dengan kenaikan titik didih
4.1.44 Mengamati fenomena tentang titik beku dan diagram fasa
sifat koligatif antara titik beku pelarut dan titik beku larutan
4.1.45 Mengidentifikasi
diagram fasa sifat koligatif antara titik beku pelarut dan titik beku larutan
4.1.46
Menyimpulkan pengertian
penurunan titik beku larutan berdasarkan
diagram fasa
4.1.47
Menuliskan persamaan penurunan titik beku larutan berdasarkan
diagram fasa
4.1.48
Melakukan percobaan
mengenai penurunan
titik beku larutan
4.1.49
Menuliskan data hasil percobaan penurunan titik beku pada tabel
hasil pengamatan
4.1.50
Membandingkan titik beku aquades
sebagai pelarut murni dengan titik beku larutan sukrosa dan larutan urea
4.1.51
Membandingkan penurunan titik beku larutan sukrosa pada molalitas yang
berbeda
4.1.52
Menyimpulkan
hubungan antara molalitas larutan dengan
penurunan titik bekunya
4.1.53
Menuliskan rumus hubungan antara molalitas larutan dengan penurunan titik bekunya
4.1.54
Melakukan percobaan
mengenai tekanan osmotik
4.1.55
Menuliskan data hasil percobaan tekanan osmotik pada tabel
hasil pengamatan
4.1.56
Menganalisis hubungan
konsentrasi terhadap tekanan osmotik larutan
4.1.57
Menyimpulkan
hubungan konsentrasi terhadap tekanan osmotik larutan
4.1.58 Menuliskan rumus hubungan
konsentrasi pada suatu larutan terhadap tekanan osmotik larutan
SKENARIO
PEMBELAJARAN
Pertemuan
1
Kegiatan
Pendahuluan
·
Guru
mengucapkan salam dan memulai pelajaran dengan doa
·
Guru
mengecek kehadiran siswa
·
Kegiatan
apersepsi
Guru : “Apakah kalian sudah mempelajari satuan konsentrasi larutan?”
Siswa : “ Sudah bu”
Guru : “ Apa yang sudah kalian pelajari? ”
Siswa : “ Kemolaran bu”
Guru : “ Apa yang dimaksud kemolaran?”
Siswa : “ Kemolaran menyatakan jumlah mol zat
terlarut dalam satu liter larutan bu”
Guru : “ Ya benar nak, bagaimana rumus
kemolaran?”
Siswa : “ M =
”
Guru : “ Dari persamaan tersebut apa saja
yang mempengaruhi konsentrasi”
Siswa : “ Mol dan volume bu”
Guru : “ benar, menurut kalian apakah
temperatur mempengaruhi volume?”
Siswa : “ Ya bu,”
Guru : “bagaimana pengaruhnya?”
Siswa : “volume dapat berubah jika suhu larutan
berubah”
Guru : “ iya benar. Hal tersebut
menyebabkan ketidaktepatan pada pengukuran volume jika suhunya berubah-ubah,
lalu apa akibatnya pada molaritas? ”
Siswa : “ Molaritasnya juga akan berubah bu
bila volumenya berubah”
Guru : “ Ya benar, ”
Siswa : “ Jadi kalau ingin menyatakan
konsentrasi larutan pada temperatur yang berbeda-beda kurang tepat ya bu kalau
menggunakan kemolaran?”
Guru : “ Ya, lalu menurut kalian ada tidak
cara menyatakan konsentrasi yang tidak dipengaruhi suhu larutan? ”
Siswa : “ (Siswa terdiam)”
Guru : “ Baiklah supaya kalian mengetahuinya,
kita akan membahas satuan konsentrasi lain yang tidak dipengaruhi oleh volume.”
Kegiatan
Inti
Guru :
“Sebelumnya Ibu akan membagikan LKPD kepada kalian.” (guru membagikan LKPD)
“Semua sudah mendapatkan LKPD?”
Siswa : “sudah Bu......”
Guru :
“Baiklah.... kita lanjutkan pelajaran kembali. Anak-anak, Ibu mempunyai 3
larutan glukosa dengan konsentrasi yang berbeda-beda. Coba kalian amati dan
ajukan pertanyaan berdasarkan pengamatan kalian
”
Siswa : (mengamati larutan gula dalam berbagai konsentrasi)
Guru :
“ kira-kira pertanyaan apa yang muncul dibenak kalian setelah mengamati
larutan-larutan gula tersebut?”
Siswa :
“Bu, molal itu apa? Apakah bisa digunakan untuk menyatakan konsentrasi larutan
seperti halnya molaritas?”
Guru : “ada yang bisa menjawab pertanyaan temanmu ini?”
Siswa : “saya Bu ingin mencoba menjawab”
Guru : “iya silahkan”
Siswa :
“Menurut saya molal juga bisa digunakan untuk menyatakan konsentrasi suatu
larutan. Namun, saya belum tahu pengertian dari molal.”
Guru :
“iya benar, seperti halnya molaritas, molal juga dapat digunakan untuk
menyatakan konsentrasi larutan. Agar kalian dapat mengetahui apa itu molal
kalian akan melakukan percobaan mengenai molalitas. Silahkan kalian baca dan
pahami alat, bahan serta prosedur percobaan yang ada di LKPD”
Siswa : “iya Bu....”
Guru : “Ada yang ingin ditanyakan?”
Siswa : “tidak Bu”
Guru : “baiklah, kalau begitu silahkan kalian memulai percobaannya ”
Siswa : “iya Bu...” (siswa-siswa mulai melakukan percobaan)
Beberapa menit kemudian.....
Guru : “kalian sudah selesai melakukan percobaan?”
Siswa : “sudah Bu”
Guru :
“baiklah, salah satu dari kelompok siapa yang akan mempresentasikan data hasil
percobaan kalian?”
Siswa : “saya Bu”
Guru : “iya Nak”
Siswa : (menuliskan data hasil percobaan ke depan kelas)“Sudah Bu”
Botol Reagen
|
Massa Zat Pelarut (gram)
|
Massa Zat Terlarut (gram)
|
A
|
100
|
30
|
B
|
100
|
60
|
C
|
100
|
90
|
Guru :
“iya baiklah, dari data yang kalian peroleh coba kalian hitung molnya masing
masing, di LKPD sudah tertera rumus gula beserta Ar unsur-unsur penyusunnya”
Siswa : (siswa menghitung mol zat terlarut pada masing-masing larutan)
Guru : “sudah anak-anak?”
Siswa : “sudah Bu.......”
Guru : “Berapa mol yang kalian dapatkan? sebutkan secara urut...”
Siswa : “Mol masing –masing yang didapatkan yaitu 0,09; 0,18; dan 0,27.”
Guru : “apakah jawaban kalian semua sama?”
Siswa : “sama Bu”
Guru :
“iya, benar jawabannya. Biasanya kalau kalian sudah mendapatkan jumlah mol zat
terlarut, untuk mengetahui molaritasnya kalian tinggal membagi mol zat terlarut
dengan volume larutannya. Tetapi masalahnya sekarang kalian tidak mengetahui
volume larutan, apakah kalian bisa mengetahui konsentrasi larutannya?”
Siswa : “mungkin bisa Bu”
Guru : “iya, bagaimana caranya?”
Siswa : (terdiam)
Guru :
“coba cermati data yang sudah kalian peroleh, bagaimana menggunakan data-data
teresebut untuk memperoleh konsentrasi larutan selain dengan rumus molaritas.”
Siswa : “Bu, apa kita menggunakan mol dengan massa pelarut?”
Guru : “iya, bagaimana?”
Siswa :
“begini Bu kalau kita ingin menentukan molaritas, kita membagi jumlah mol zat
terlarut dengan volume larutan, mungkin
sama saja Bu kita juga bisa menghitung konsentrasi larutan dengan membagi
jumlah mol zat terlarut dengan massa pelarut.”
Guru : “iya, bagaimana apa kalian sependapat dengan temanmu?”
Siswa : “iya Bu” (sebagian siswa sependapat dan yang lain hanya terdiam)
Guru :
“benar jawaban temanmu, ternyata dengan membagi jumlah mol zat terlarut dengan
volume larutan juga dapat memperoleh konsentrasi larutan”
Siswa : “Oh begitu ya Bu, apa itu yang dinamakan molalitas?”
Guru : “iya benar sekali itu yang dinamakan molalitas”
Siswa :
“Bu, kan molalitas tidak menggunakan volume larutan melainkan massa pelarut
berarti tidak dipengaruhi suhu ya Bu?”
Guru : “iya nak molalitas tidak
dipengaruhi suhu”
Siswa :
“Jadi, kalau kita ingin menentukan konsentrasi larutan pada suhu yang
berbeda-beda kita gunakan molalitas ya Bu?”
Guru :
“iya, kalian kan sudah mengetahui bahwa konsentrasi juga bisa dinyatakan dengan
molalitas jadi jika kalian ingin menentukan konsentrasi larutan pada suhu yang
berbeda-beda kalian gunakan molalitas jangan molaritas.”
Murud : “iya Bu”
Guru :
“Nah, kalian kan sudah mengetahui cara menghitung molalitas, sekarang kalian
hitung berapa molalitas masing-masing larutan gula yang sudah kalian buat. Oya
massa pelarutnya masih dalam gram kalian ubah dulu menjadi kilogram”
Siswa : “iya Bu” (siswa-siswa menghitung molalitas larutan gula)
Guru : “sudah anak-anak?”
Siswa : “sudah Bu”
Guru : “Berapa molalitas yang kalian dapatkan?”
Siswa : “0,9; 1,8; dan 2,7.”
Guru : “semua sama?”
Siswa : “sama Bu”
Guru :
“ya benar jawaban kalian. Dari hasil yang kalian peroleh ada tidak hubungan
massa zat terlarut dengan molalitasnya?”
Siswa : “ada Bu”
Guru : “bagaimana hubungannya?”
Siswa :
“semakin
besar massa zat terlarut yang digunakan, maka semakin besar molaitasnya.”
Guru :
“iya benar sekali. Dari yang sudah kita bahas apa itu kemolalan atau molalitas?”
Siswa : “molalitas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam pelarut”
Guru : “ada yang memiliki pendapat lain?”
Siswa : “tidak Bu”
Guru :
“jawaban teman kalian benar tetapi ada sedikit kekurangan, Ibu tambahkan ya.
Molalitas itu menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 kg atau 1000 g
pelarut.”
Siswa : “Oh, jadi pelarutnya harus 1000 gram Bu?”
Guru :
“tidak juga nak, tadi kan Ibu menyuruh kalian mengubah satuan gram menjadi
kilogram karena dihubungkan dengan 1 kg atau 1000 g pelarut sama saja waktu
kalian menghitung molaritas, volume larutannya kan dalam liter jadi kalian
harus merubah satuannya menjadi liter juga.”
Siswa : “emm iya Bu”
Guru : “kalian sudah paham semua?”
Siswa : “sudah Bu”
Guru :
“Sekarang kalian buat kesimpulan dari apa yang sudah kita bahas tadi,
diskusikan dengan teman sekelompok kalian”
Siswa : (siswa-siswa berdiskusi membuat kesimpulan)
Guru : “apa saja kesimpulan yang kalian dapatkan?”
Siswa :
“molalitas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 kg atau 1000 g pelarut, semakin besar massa zat terlarut
yang digunakan maka semakin besar molaitasnya.”
Guru : “ iya benar, ada yang lain?”
Siswa :
“Molalitas tidak dipengaruhi suhu karena tidak dikaitkan dengan volume larutan
tetapi dikaitakan dengan massa pelarut dan jumlah mol zat terlarut”
Guru : “benar sekali, ada yang ingin menambahkan lagi?”
Siswa : “tidak Bu”
Guru : “berdasarkan pengertian dari
molalitas tersebut coba kalian tuliskan rumus mencari molalitas.”
Siswa : “m =
x
“
Guru :
“kesimpulan kalian bagus dan sudah mencakup semua pembahasan mengenai
molalitas. Ada yang masih belum paham mengenai molalitas?”
Siswa : “tidak bu” (menjawab serempak)
Guru :
“ya baiklah selanjutnya kita akan membahas cara lain untuk menyatakan
konsentrasi yang tidak bergantung pada suhu seperti halnya molalitas. Coba
kalian baca terlebih dahulu LKPD Kegiatan 2. Apa yang akan kita bahas
selnjutnya.”
Siswa : “ Tentang fraksi mol, Bu.”
Guru : “ya benar. Coba kalian amati dan ajukan pertanyaan
berdasarkan pengamatan kalian”
Siswa : (mengamati LKPD Kegiatan 2 tentang fraksi mol)
Guru : “ apakah ada yang kurang jelas dengan LKPD nya?”
Siswa
: “ Bu apa itu fraksi mol dan digunakan untuk apa?”
Guru : “ apakah ada yang bisa menjawab
?”
Siswa : “ tidak tahu Bu.”
Guru : “ baiklah untuk menjawab
pertanyaan teman kalian mari kita bahas LKPD. Coba kalian hitung jumlah partikel zat terlarut dan jumlah
partikel zat pelarut serta bagian zat terlarut dan bagian zat pelarutnya
berdasarkan gambar dalam LKPD.”
Partikel
|
Jumlah partikel
|
Jumlah bagian
|
Zat terlarut
|
6
|
0,35
|
Zat pelarut
|
11
|
0,65
|
Siswa
:
Guru
: “ apakah hasilnya sama semuanya ?”
Siswa
: “ sama Bu.”
Guru : “ baiklah sekarang jika
kita menganggap bahwa bagian gula adalah fraksi mol gula dan bagian air sebagai
fraksi mol air, maka fraksi mol gula dan fraksi mol air inilah dinamakan fraksi
partikel. Jika fraksi partikel ini kita anggap sebagai fraksi mol, maka fraksi
mol?”
Siswa : “Fraksi mol menyatakan
perbandingan jumlah mol zat terlarut atau pelarut terhadap jumlah mol larutan.”
Guru : “ dari pengertian fraksi mol
tersebut coba kalian tuliskan rumus mencari fraksi mol zat terlarut dan fraksi
mol zat pelarut.”
Siswa : “fraksi mol zat terlarut adalah
fraksi mol zat terlarut dibagi dengan jumlah fraksi mol terlarut dan mol
pelarut.”
Guru : “ iya benar. Nah anak-anak satuan
konsentrasi yang telah kita bahas akan kita gunakan dalam perhitungan sifat
koligatif larutan”
Siswa : “apa itu sifat koligatif larutan
bu?”
Guru : “nah untuk mengetahuinya, mari
lihat LKS kalian. Kalian perhatikan data yang ada pada LKS, apa yang dapat
kalian amati?”
Siswa : “pada larutan gula dan urea pada
konsentrasi yang sama memiliki titik didih dan titik beku yang sama”
Siswa : “titik didih dan titik beku
larutan gula pada konsentrasi 1m lebih rendah daripada pada konsentrasi 2m”
Guru : “bagaimana dengan larutan urea?”
Siswa : “sama saja bu dengan larutan
gula”
Guru : “mengapa demikian?”
Siswa : “mungkin karena jumlah zat
terlarut pada larutan gula 2m lebih banyak bu daripada larutan gula 1m.
sehingga untuk mendidihkan larutan tersebut lebih lama”
Guru : “benar. Jadi menurut kalian apa
itu sifat koligatif larutan?”
Siswa : “sifat koligatif dipengaruhi
oleh banyaknya jumlah zat terlarut dalam larutan”
Guru : “benar. apakah jenis larutan
mempengaruhi sifat koligatif juga?”
Siswa : “tidak bu”
Guru : “berdasarkan pernyataan teman
kalian,apa kesimpulan dari sifat kolgatif larutan?”
Siswa : “sifat koligatif larutan tidak
bergantung pada jenis zat terlarut tetapi bergantung pada banyaknya jumlah zat
terlarut”
Guru : “kalian pintar”
Kegiatan
Penutup
1.
Guru memberikan
kesempatan bagi siswa yang belum mengerti untuk bertanya.
2. Guru menugasi peserta didik untuk membaca
dan memahami kembali materi yang telah
disampaikan dan membaca materi selanjutnya.
3. Guru
memberikan
latihan-latihan soal untuk PR dan pengayaan.
4.
Guru mengakhiri
pertemuan dengan salam.
Pertemuan
2
Kegiatan
Pendahuluan
1. Guru
membuka pelajaran dengan salam dan doa
2. Kegiatan
apersepsi
Guru: baiklah pada hari ini kita akan
melanjutkan pembelajaran yang lalu, apakah kalian masih mengingat pembelajaran
yang lalu?
Murid: ingat bu.
Guru: coba kalian sebutkan apa saja
yang telah kalian pelajari.
Murid: tentang satuan-satuan
konsenterasi larutan yaitu molalitas dan fraksimol serta pengertian sifat
koligatif larutan.
Guru: benar. Sekarang perhatikan apakah
kalian pernah merebus air dan juga merebus larutan gula serta membuat es krim ?
Murid: sudah bu.
Guru: apakah kalian tahu, itu adalah
beberapa contoh dari sifat koligatif larutan?
Murid: ia bu .
Guru : Nah berdasarkan pengertian dari
sifat koligatif kemarin. Apa saja yang merupakan sifat koligatif larutan ?
Murid :
sifat koligatif larutan meliputi
penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih , penurunan titik beku dan
tekanan osmosis, seperti yang ada dalam lkpd 2 .
Guru: benar. Maka dari itu untuk lebih
memahami tentang jenis-jenis sifat koligatif , kita akan mempelajarinya satu
persatu.
Kegiatan Inti
Guru : sekarang ibu akan membagikan
LKPD, selanjutnya kita akan mempelajari
tentang penurunan tekanan uap. Coba kalian kerjakan dan pahami isi dari LKPD
tersebut. Jika ada yang tidak mengerti bisa ditanyakan kepada ibu.
Siswa
: iya bu.
Guru
: waktunya 15 menit. Silahkan kalian mulai mengerjakan.
Siswa : (mengerjakan dan memahami
LKPD tentang penurunan tekanan uap)
Guru : sudah selesai waktunya . sekarang
dari LKPD itu apa ada yang kurang mengerti? Silahkan kalian tanyakan pada ibu
yang kurang jelas.
Siswa: bu apa yang dimaksud dengan
tekanan uap jenuh?
Guru: apakah ada yang dapat
menjelaskannya?
Siswa: saya bu tekanann uap jenuh adalah tekanan uap tertinggi suatu
zat pada suhu tertentu.
Guru: benar. Apakah ada yang ingin di
tanyakan lagi?
Siswa :saya bu, apa yang dimaksud
dengan penurunan tekanan uap Bu ?
Guru : apakah ada yang mau menjawab
pertanyaan teman kalian ?
Siswa : tidak tahu Bu.
Guru : baiklah untuk menjawab pertanyaan
teman kalian ini sekarang coba kalian amati gambar dalam LKPD. Apakah ada
perbedaan dari kedua gambar tersebut ?
Siswa : ada Bu.
Guru : nah sebutkan perbedaan dari
kedua gambar tersebut.
Siswa : pada gambar 1 hanya ada molekul
zat pelarut sedangkan pada gambar 2 ada molekul zat terlarut dan molekul
pelarut Bu.
Guru : iya benar. Jadi menurut kalian
apakah gambar 1 dan gambar 2 berdasarkan
perbedaan itu?
Siswa : gambar 1 adalah pelarut murni
seperti air sedangkan gambar 2 adalah
larutan bu karena da zat terlarut dan zat pelarut, contohnya seperti larutan
gula bu.
Guru : selain itu apakah ada
perbedaan yang lain ?
Siswa : ada bu. Pada gambar 1
tekanan uap nya banyak dan pada gambar 2 lebih sedikit bu.
Guru : nah kira-kira mengapa
demikian?
Siswa: karena ada kandungan zat
terlarutnya ya bu?
Guru: ya benar , jadi ada yang dapat
menghubungkan antara tekanan uap jenuh dan kandungan zat terlarutnya?
Siswa: jika pelarut murni yang tidak
memiliki zat terlarut maka tekanan uap jenuhnya akan benyak, dan jika larutan
mengandung zat terlarut tekanan uapnya akan semakin sedikit. Jadi menurut saya
semakin banyak kandungan atau konsenterasi zat terlarut maka tekanan uapnya
akan menjadi semakin kecil.
Guru: ya benar , coba jelaskanlah
pengertian penurunan tekanan uap jenuh berdasarkan pelarut murni dan suatu
larutan?
Siswa: saya ingin mencoba menjawab bu,
penurunan tekanan uap berarti tekanan uap jenuh pelarut murni dikurang dengan
tekanan uap jenuh pada larutan , bu?
Guru: benar , dari pengertian itu maka
kalian dapat menuliskan persamaannya, siapakah yang ingin menuliskan persamaan
nya ?
Siswa: persamaannya yaitu ΔP = Po
– P
Dimana
penurunan tekanan uap jenuh dilambangkan dengan ΔP , lalu tekanan uap jenuh
pelarut Po dan tekanan uap
larutan adalah P.
Guru: Ya benar , berdasarkan gambar di
LKS , satuan konsenterasi apakah yang paling sesuai?
Siswa: fraksi mol ya bu?
Guru: benar nak, jadi dapatkah kalian
menuliskan hubungan penurunan tekanan uap jenuh dengan fraksi mol ?
Siswa: menurut saya, larutan dapat
dihitung fraksi molnya, jadi kita dapat menggunakan fraksi mol zat terlarut
pada larutan tersebut. Maka diperoleh hubungan antara penurunan tekanan uap
jenuh dengan fraksi mol zat terlarutnya adalah penurunan tekanan uap jenuh
adalah tekanan uap jenuh dikalikan dengan fraksi mol zat terlarut.
Guru: benar sekali nak. Maka coba
tuliskan persamaannya di papan tulis .
Siswa: ΔP = Po. XA
Guru : ya benar persamaan di depan ,
kalian telah mengetahui tentang fraksi mol zat terlarut dan fraksi mol zat
pelarut yang ketika di jumlahkan akan menghasilkan 1
Siswa: ya bu.
Guru: maka kalian dapat menghubungkannya
dengan tekanan uap jenuh larutan dan
fraksi mol pelarut berdasarkan persamaan-persamaan yang telah kalian peroleh.
Coba tuliskan lagi persamaan nya .
Siswa: persamaan nya XB=1-XA
Dari kedua persamaan yang telah diperoleh
dapat disubtitusi menjadi
Po.XA
= Po-P
P= Po-
(Po.XA)
P=XB.Po
Jadi
tekanan uap jenuh larutan dapat diperoleh dengan perkalian antara fraksi mol
zat pelarut dengan tekanan uap zat pelarutnya.
Guru: Benar sekali nak. Nah apakah
ada yang belum mengerti ?
Siswa : sudah mengerti bu . Berarti
untuk menentukan penurunan tekanan uap , kita dapat menggunakan
persamaan-persamaan tersebut ya bu?
Guru: ya nak, penggunaannya persamaan
tersebut dapat disesuaikan dengan apa yang sedang dibutuhkan. Dan apakah ada
yang mengetahui mengapa penurunan tekanan uap masuk ke dalam sifat koligatif
larutan?
Siswa: karena dipengaruhi oleh jumlah
zat terlarutnya.
Guru : benar, apakah masih ada yang
ingin di tanyakan lagi?
Siswa: tidak bu.
Guru : Kalau begitu kita akan
melanjutkan materi selanjutnya mengenai kenaikan titik didih. (Guru membagikan
LKPD). Diskusikanlah wacana dalam LKPD, ibu akan memberikan waktu 5 menit.
Beberapa waktu kemudian.
Guru: apakah kalian telah selesai
mendiskusikan LKPD –nya.
Siswa: sudah bu , tapi ada beberapa
kesulitan.
Guru : baiklah kita akan membahasnya
bersama. apakah kalian dapat menjelaskan pengertian dari titik didih?
Siswa: menurut buku yang saya baca,
titik didih adalah titik dimana suhu pada saat tekanann uap sama dengan tekanan
luar atau lingkungan.
Siswa: titik didih larutan lebih
besar dibandingkan titik didih pelarut.
Guru: benar, maka ada yang
mengetahui bagaimana cara memperoleh ΔTb (kenaikan titik didh).
Siswa: berdasarkan diagram, maka ΔTb
dapat diperoleh dari pengurangan
titik didih larutan dengan titik didih pelarut. Dan dapat dituliskan dengan
persamaan matematisnya dengan ΔTb = Tb larutan - Tb
pelarut.
Guru: benar, apakah ada yang ingin
di tanyakan?
Siswa: saya bu , apakah pada kenaikan
titik didih juga dipengaruhi oleh suatu konsenterasi bu? Seperti pada penurunan
tekanan uap bu?
Guru: baiklah untuk mengetahuinya,
lakukan lah percobaan dengan panduan berdasarkan LKPD yang telah dibagikan.
Siswa: baik bu.
Guru membimbing Siswa dalam melakukan
percobaan.
Setelah beberapa menit kemudian
Guru: setelah percobaan yang telah
kalian lakukan dan mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam
LKPD. Apakah ada yang mengalami kesulitan?
Siswa: ya bu ada, dalam menganalisis dan
menjawab beberapa pertanyaan.
Guru: maka dari itu, mari kita
membahasnya bersama. apakah ada yang ingn mempresentasikan hasil percobaan
kelompok kalian?
Siswa: saya bu. Berdasarkan percobaan
diperoleh data yaitu
No
|
Larutan
|
Titik didih larutan (oC)
|
Selisih
titik didih
air dengan titik didih larutan (oC)
|
1
|
Air + Sukrosa 1
m
|
91
|
1
|
2
|
Air + Sukrosa 2
m
|
93
|
3
|
3
|
Air + Sukrosa 3
m
|
94
|
4
|
4
|
Air + Urea 1 m
|
91
|
1
|
5
|
Air + Urea 2 m
|
93
|
3
|
6
|
Air + Urea 3 m
|
94
|
4
|
7.
|
Aquades (air suling)
|
90
|
-
|
Guru : berdasarkan data hasil percobaan
yang kalian peroleh, apa saja informasi yang kalian dapatkan?
Siswa : titik didih air atau pelarut
murni lebih rendah (kecil) dibandingkan dengan larutan sukrosa maupun larutan
urea.
Selisih
titik didih pada larutan semakin besar jika konsenterasinya semakin besar pula.
Guru: benar,apakah ada perbedaan antara
ΔTb pada larutan sukrosa dan larutan urea?
Siswa: tidak ada bu.
Guru : “ Nah
apakah ada yang tau mengapa pada molalitas yang sama pada larutan glukosa dan
larutan urea mempunyai kenaikan titik didih yang sama? ”
Siswa : “
Karena pada molalitas yang sama jumlah zat terlarutnya sama bu, jadi pada
larutan glukosa dan larutan urea yang mempunyai molalitas yang sama mempunyai kenaikan titik didih yang sama”
Guru : “
Sekarang bandingkan kenaikan titik didih
larutan gula pada molalitas yang berbeda. Apakah ada perbedaan? ”
Siswa : “ Ada
bu”
Guru : “
Apakah ada yang tahu mengapa bisa demikian?”
Siswa : “
Karena perbedaan jumlah zat terlarutnya bu sehingga menyebabkan kenaikan titik didih berbeda bu”
Guru : “
Nah, inilah alasan mengapa penurunan titik beku termasuk sifat koligatif
larutan, karena hanya dipengaruhi oleh jumlah zat terlarutnya bukan jenis zat
terlarutnya. sekarang bagaimana hubungan antara
molalitas larutan dengan kenaikan titik didih?”
Siswa : “
Menurut saya semakin besar molalitas larutan maka semakin besar kenaikan titik didih nya bu”
Guru : “ Ya
benar nak, sehingga dapat dikatakan molalitas larutan berbanding lurus dengan kenaikan titik didihnya. Siapa yang dapat menuliskan persamaan kenaikan titik didih berdasarkan hubungan tersebut?”
Siswa : “ Saya
bu”
ΔTb ~ m sehingga ΔTb = Kb × m
Guru : “ Ya
benar jawaban teman mu”
Siswa : “ Bu Kb itu apa bu?”
Guru : “
Apakah ada yang tahu Kb itu apa?”
Siswa : “ Kb
adalah konstanta kenaikan titik didih molal bu”
Guru : “ Ya benar sekali jawabannya, Kb merupakan
konstanta kenaikan titik didih yang
mempunyai satuan oC/molal”
Siswa : “ Oh jadi kita dapat menentukan kenaikan titik didih
dengan dua cara ya bu yaitu ΔTf = Tb pelarut
– Tb
larutan dan ΔTb =
Kb
× m ”
Guru : “ Ya nak”
Siswa : “ Apakah hasil dari keduanya sama bu?”
Guru : “ Ya belum tentu sama nak, karena biasanya
rumus ΔTb
= Tb
pelarut – Tb larutan digunakan
berdasarkan data percobaan sedangkan rumus ΔTb =
Kb
× m digunakan untuk
perhitungan teoritis. Kan kalian ketahui dalam percobaan sering terjadi
kesalahan sehingga terdapat perbedaan hasil perhitungannya. Coba sekarang
kalian buktikan pada larutan gula 1 molal hitung penurunan titik bekunya dengan
rumus ΔTb =
Kb
× m ”
Siswa : “ Kb nya berapa ya bu?”
Guru : “ Karena menggunakan pelarut air maka Kb = 0,52 oC/molal”
Siswa : “Hasilnya 0,52 oC/molal
ya bu”
Guru : “ Ya benar nak, hasilnya berbeda kan
dengan yang kalian peroleh berdasarkan data percobaan”
Siswa : “ Ya bu, hasil yang dari percobaan 1,2oC”
Guru : “ Nah perbedaan tersebut disebabkan karena
kesalahan dalam percobaan misalnya kalian kurang teliti dalam mengamati suhu
pada termometer. Jadi lain kali kalian harus lebih teliti dalam melakukan
percobaan.”
Siswa : “ Baik bu,”
Guru : “ Ada yang ingin ditanyakan lagi?”
Siswa : “ Tidak Bu.”
Kegiatan penutup
1. Guru
memberikan kesempatan bagi siswa yang belum mengerti untuk bertanya.
2. Guru menugasi peserta didik untuk membaca
dan memahami kembali materi yang telah
disampaikan dan membaca materi selanjutnya.
3. Guru
memberikan latihan-latihan soal untuk PR dan pengayaan.
4.
Guru mengakhiri
pertemuan dengan salam.
Pertemuan 3
Kegiatan Pendahuluan
Guru masuk ke dalam kelas, memberi salam dan
memeriksa kehadiran siswa
Guru : “baik anak-anak, ada yang masih ingat
materi apa yang kita pelajari pada pertemuan sebelumnya?”
Siswa : “kemarin kita belajar tentang sifat
koligatif larutan”
Guru : “iya benar, apa saja sifat koligatif itu?”
Siswa : “sifat koligatif itu terdiri dari penurunan
tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmotik
bu”
Guru : “ya benar, Nah, pada pertemuan kali ini
kita akan belajar tentang penurunan titik beku larutan dan tekanan osmosis.
Kegiatan Inti
Guru : “Ada yang tahu apa itu penurunan titik
beku larutan?”
Siswa : “tidak bu”
Guru : “Baiklah untuk membahas mengenai materi
ini, coba kalian diskusikan
dahulu
LKPD yang akan ibu bagikan. Diskusikan dengan kelompok masing-masing ya!”(Guru
membagikan Lembar Kerja Peserta Didik)
(Siswa-siswa mengerjakan LKPD)
20 menit
kemudian......
Guru : “Apakah kalian sudah selesai mengerjakan
LKPD nya?”
Siswa : “ belum bu”
Guru : “Apakah ada yang ingin ditanyakan ?”
Siswa : “Mengapa ya bu pada pembuatan es putar,
adonan es bisa membeku hanya dimasukkan didalam bejana yang berisi bongkahan es
yag ditaburi garam dan tidak perlu dimasukkan didalam kulkas ?”
Guru :” Penambahan garam itu dapat menurunkan
titik beku nak, untuk mengetahui lebih jelas tentang penurunan titik beku ini ,
nanti kalian lakukan percobaan mengenai penurunan titik beku.
Siswa :” oh, jadi garam itu dapat menurunkan titik
beku bu “
Guru :” iya nak, tetapi sebelum kita membahas
mengenai penurunan titik beku larutan. Ibu ingin bertanya, apakah yang dimaksud
dengan membeku?”
Siswa : “membeku adalah perubahan wujud zat dari
cair menjadi padat.”
Guru : “iya benar, lalu apa yang kalian ketahui
mengenai titik beku? ”
Siswa : “ titik beku adalah suhu pada saat larutan
membeku.”
Guru : “ada yang memiliki pendapat lain?”
Siswa : “saya Bu, titik beku adalah suhu pada saat
larutan mulai membeku yaitu pada suhu 0oC”
Guru : “jawaban teman kalian sudah hampir benar.
Iya titik beku adalah suhu pada saat larutan mulai membeku. Atau dapat juga
didefinisikan sebagai suhu pada saat tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap
padatannya. Akan tetapi, pada suhu 0oC tersebut belum tentu dapat
dikatakan sebagai titik beku larutan.”
Siswa : “Oh jadi begitu ya Bu.”
760mmHg
|
“Apa yang dapat kalian amati dari
diagram tersebut?”
Siswa : “titik beku larutan lebih kecil dibandingkan
titik beku pelarutnya bu.”
Guru : “Ya benar nak, mengapa demikian?”
Siswa : (siswa terdiam)
Guru : “pada diagram di atas kita misalkan saja
pada pada tekanan uap 760 mmHg pelarut membeku pada suhu 0oC dengan ditambahkannya zat terlarut ke dalam
pelarut menyebabkan penurunan tekanan uap larutan, sehingga pada suhu 0o C larutan belum membeku karena tekanan uapnya
belum mencapai 760 mmHg. Untuk mencapai tekanan uap 760 mmHg maka perlu suhu yang
lebih rendah lagi, akibatnya larutan membeku pada suhu lebih rendah dari 0°C.”
Siswa : “ jadi penurunan tekanan uap menyebabkan
titik beku larutan lebih rendah daripada titik beku pelarutnya ya bu?”
Guru : “ Ya benar nak”
Siswa : “ Bu mengapa zat terlarut yang ditambahkan
pada pelarut dapat menyebabkan penurunan titik beku?”
Guru : “ Begini nak karena pada larutan,
pembekuan melibatkan transisi dari keadaan tidak teratur ke keadaan teratur.
Agar proses itu terjadi, energi harus diambil dari sistem. Karena larutan lebih
tidak teratur dibandingkan pelarut, maka lebih banyak energi yang harus diambil
darinya untuk menciptakan keteraturan dibandingkan dalam kasus pelarut murni.
Jadi, larutan memiliki titik beku lebih rendah dibandingkan pelarut. ”
Siswa : “ O begitu ya bu”
Guru : “ Ya nak, nah sekarang coba perhatikan kembali diagram
fase pada LKPD, pada diagram fase tersebut antara titik beku larutan lebih
rendah dari titik beku pelarut artinya terdapat selisih kan diantara keduanya,
dari selisih tersebut apa yang dapat kita peroleh?”
Siswa : “ Kita akan
memperoleh penurunan titik beku bu “
Guru : “ Ya benar nak yaitu ΔTf, jadi
apa itu penurunan titik beku?”
Siswa : “ Selisih antara titik beku larutan dengan
titik beku pelarut bu”
Guru : “ Ya benar, dari definisi tersebut
bagaimana persamaan matematisnya”
Siswa : “ ∆Tf
= Tf Larutan - Tf pelarut “
Guru : “ Sampai disini apakah ada yang ingin
bertanya?”
Siswa :
“Tidak bu”
Guru :
“ Jika tidak ada yang ingin bertanya sekarang kita lakukan percobaan tentang
penurunan titik beku”
Siswa
melakukan percobaan tentang penurunan titik beku
Guru :
“ Anak-anak apakah kalian sudah selesai melakukan percobaan?”
Siswa :
“ Sudah bu”
Guru :
“ Sekarang coba salah satu dari perwakilan kelompok tuliskan hasil percobaan
kalian di depan kelas”
Siswa :
“ Baik bu” (siswa menuliskan data hasil percobaan)
No
|
Larutan
gula
|
Larutan
Urea
|
||||
Molalitas
|
Titik
beku (Tf)
|
∆Tf
|
Molalitas
|
Titik
beku (Tf)
|
∆Tf
|
|
1
|
1 m
|
-1,2oC
|
1,2oC
|
1 m
|
-1,2oC
|
1,2oC
|
2
|
2 m
|
-2,4oC
|
2,4oC
|
2 m
|
-2,4oC
|
2,4oC
|
3
|
3 m
|
-3,7oC
|
3,7oC
|
3 m
|
-3,7oC
|
3,7oC
|
Titik beku aquadest (pelarut murni) = 0oC
Guru : “ Nah coba sekarang perhatikan data hasil
pengamatan yang sudah kalian dapatkan. Bagaimana
perbandingan titik beku aquades sebagai pelarut murni dengan titik beku larutan
gula dan urea?”
Siswa : “ Titik beku aquades lebih tinggi daripada
larutan gula dan urea bu”
Guru : “Coba
kalian bandingkan penurunan titik beku larutan gula dengan penurunan titik beku
larutan urea pada molalitas yang sama. Apakah ada perbedaan?”
Siswa : “
Tidak bu ”
Guru : “ Nah
apakah ada yang tau mengapa pada molalitas yang sama pada larutan glukosa dan
larutan urea mempunyai penurunan titik beku yang sama? ”
Siswa : “
Karena pada molalitas yang sama jumlah zat terlarutnya sama bu, jadi pada
larutan glukosa dan larutan urea yang mempunyai molalitas yang sama mempunyai
penurunan titik beku yang sama”
Guru : “
Sekarang bandingkan penurunan titik beku larutan
gula pada molalitas yang berbeda. Apakah ada perbedaan? ”
Siswa : “ Ada
bu”
Guru : “
Apakah ada yang tahu mengapa bisa demikian?”
Siswa : “
Karena perbedaan jumlah zat terlarutnya bu sehingga menyebabkan penurunan titik
bekunya berbeda bu”
Guru : “
Nah, inilah alasan mengapa penurunan titik beku termasuk sifat koligatif
larutan, karena hanya dipengaruhi oleh jumlah zat terlarutnya bukan jenis zat
terlarutnya. sekarang bagaimana hubungan antara
molalitas larutan dengan penurunan titik bekunya?”
Siswa : “
Menurut saya semakin besar molalitas larutan maka semakin besar penurunan titik
bekunya bu”
Guru : “ Ya
benar nak, sehingga dapat dikatakan molalitas larutan berbanding lurus dengan
molalitasnya. Siapa yang dapat menuliskan persamaan penurunan titik beku
berdasarkan hubungan tersebut?”
Siswa : “ Saya
bu”
ΔTf ~ m sehingga ΔTf =
Kf × m
Guru : “ Ya
benar jawaban teman mu”
Siswa : “ Bu Kf
itu apa bu?”
Guru : “
Apakah ada yang tahu Kf itu apa?”
Siswa : “ Kf adalah konstanta
penurunan titik beku molal bu”
Guru : “ Ya benar sekali jawabannya, Kf itu
sama seperti Kb mempunyai satuan oC/molal”
Siswa : “ Oh jadi seperti pada kenaikan titik didih
kita dapat menentukan penurunan titik beku dengan dua cara ya bu yaitu ΔTf
= Tf pelarut – Tf larutan dan ΔTf = Kf × m ”
Guru : “ Ya nak”
Siswa : “ Apakah hasil dari keduanya sama bu?”
Guru : “ Ya belum tentu sama nak, karena biasanya
rumus ΔTf = Tf pelarut – Tf larutan digunakan
berdasarkan data percobaan sedangkan rumus ΔTf = Kf × m digunakan untuk perhitungan teoritis. Kan
kalian ketahui dalam percobaan sering terjadi kesalahan sehingga terdapat
perbedaan hasil perhitungannya. Coba sekarang kalian buktikan pada larutan gula
1 molal hitung penurunan titik bekunya dengan rumus ΔTf = Kf × m ”
Siswa : “ Kf nya berapa ya bu?”
Guru : “ Karena menggunakan pelarut air maka Kf
= 1,86 oC/molal”
Siswa : “Hasilnya 1,86 oC/molal ya bu”
Guru : “ Ya benar nak, hasilnya berbeda kan
dengan yang kalian peroleh berdasarkan data percobaan”
Siswa : “ Ya bu, hasil yang dari percobaan 1,2oC”
Guru : “ Nah perbedaan tersebut disebabkan karena
kesalahan dalam percobaan misalnya kalian kurang teliti dalam mengamati suhu
pada termometer. Jadi lain kali kalian harus lebih teliti dalam melakukan
percobaan.”
Siswa : “ Baik bu,”
Guru : “ Ada yang ingin ditanyakan lagi?”
Siswa : “ Tidak Bu.”
Guru : “Baiklah, kalo begitu ibu yang akan
bertanya kepada kalian. Apakah prosedur kerja yang kita lakukan mempunyai
prinsip yang sama dengan pembuatan es putar?”
Siswa : “sama Bu.”
Guru : “Apa persamaannya?”
Siswa : “Sama-sama menambahkan garam pada es batu.”
Guru : “ Iya, pada percobaan maupun pembuatan es
putar sama-sama digunakan garam. Penambahan garam pada es batu tersebut
menyebabkan es batu mencair dan suhu campuran turun. Prinsip inilah yang
digunakan dalam pembuatan es putar, dimana penurunan suhu larutan akan membuat
adonan es putar membeku.”
Siswa : “ Oh jadi begitu ya bu. Tapi kenapa harus
diaduk bu?”
Guru : “ kenapa dilakukan pengadukan? pengadukan
ini dilakukan agar suhu larutan merata pada seluruh bagian bejana yang berisi
adonan es putar sehingga es putar cepat membeku. Ada yang kurang jelas?”
Siswa : “ tidak Bu, sudah jelas.”
Guru : “ Baiklah kita lanjutkan materi sifat
koligatif yang selanjutnya yaitu tentang tekanan osmotik, ada yang tahu apa itu
tekanan osmotik?”
Siswa : “ Belum Bu”
Guru : “ Nah, sebelum kita membahas tekanan
osmotik, kita bahas terlebih dahulu tentang osmosis. Kalian sudah tahu osmosis
kan?”
Siswa : “Sudah Bu”
Guru : “Baiklah, apa itu osmosis?”
Siswa : “osmosis adalah proses perpindahan molekul
pelarut dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi bu.”
Guru : “iya benar, atau bisa juga disebut
perpindahan molekul pelarut dari larutan yang lebih encer ke dalam larutan yang
lebih pekat. Untuk membahas materi tekanan osmotik, coba kalian diskusikan LKPD
yang akan ibu bagikan!”(Guru membagikan Lembar Kerja Peserta Didik)
(Siswa-siswa
mengerjakan LKPD)
20 menit kemudian.....
Guru : “Kalian kan sudah mengetahui apa itu
osmosis, nah dalam kehidupan sehari-hari tanpa kita sadari peristiwa osmosis
itu sering kita temui, contohnya adalah
saat sedang memasak sayur pare. Sebelum dimasak, sayur pare ditambahkan garam
terlebih dahulu, hal ini dilakukan agar kandungan air yang ada pada pare
berkurang sehingga rasa pahit yang ditimbulkan pun akan bekurang.”
Siswa : “Oh, jadi pada saat memasak sayur pare
terdapat peristiwa osmosis di dalamnya.”
Guru : ”iya, nah pada LKPD kalian itu adalah
gambar submikroskopis dari proses osmosis.”
“Apa yang dapat kalian amati dari gambar tersebut?”
Siswa : “di tabung tersebut terjadi perembesan
molekul pelarut dari larutan encer ke dalam larutan pekat bu.”
Guru : “Iya, tetapi kurang tepat. Pada tabung
tersebut sebenarnya yang digunakan bukan larutan encer tetapi pelarut murni,
yaitu air. Seandainya pelarut murni itu ibu ganti dengan larutan lain yang
encer tetap akan terjadi peristiwa osmosis.”
Siswa : “Bu, apakah pada keadaan setimbang
ketinggian larutannya tidak dapat berubah lagi?”
Guru : “iya, tidak dapat berubah. Nah, pada
keadaan setimbang tersebut ketinggian cairan pada kedua tabung berbeda, mana
yang lebih tinggi?”
Siswa : “yang larutan bu.”
Guru : “nah jadi ketinggian yang berbeda tersebut
menyebabkan perbedaan tekanan hidrostatis. Ada yang tahu tekanan hidrostatis
itu apa?”
Siswa : “tekanan pada zat cair bukan bu?”
Guru : “iya, jadi tekanan hidrostatis adalah
tekanan yang diberikan oleh cairan pada kesetimbangan karena pengaruh gaya
gravitasi. Nah, dari gambar keadaan setimbang tersebut mana yang memiliki
tekanan hidrostatis besar?”
Siswa : (terdiam)
Guru : “kalian masih ingat rumus tekanan
hidrostatik?”
Siswa : “masih bu,”
Guru : “apa rumusnya? ”
Siswa : “ P = ρ.
g. h bu.”
Guru : “iya benar, jadi bagaimana hubungan antara
ketinggian cairan terhadap tekanan?”
Siswa : “berbanding lurus bu, semakin tinggi cairan
maka semakin besar pula tekanan hidrostatiknya.”
Guru : “iya benar, mana yang memiliki tekanan
hidrostatik lebih tinggi? Pelarut murni atau larutan?”
Siswa : “larutan bu.”
Guru : “iya benar, pada keadaan setimbang larutan
memiliki ketinggian yang lebih dari pelarut murni, sehingga tekanan
hidrostatisnya pun lebih tinggi.”
Siswa : “lalu tekanan osmotik itu yang mana bu?”
Guru : “tekanan osmotik itu sama saja dengan
tekanan hidrostatik yang diberikan oleh larutan pada saat kesetimbangan.”
Siswa : “emm, jadi karena adanya tekanan tersebut
aliran pelarut ke dalam larutan terhenti ya bu?”
Guru : “iya, jadi menurut kalian tekanan osmotik
itu apa?”
Siswa : “besarnya tekanan yang diperlukan untuk
menghentikan osmosis.”
Guru : “iya benar,
jadi jika kalian ingin menghentikan peristiwa osmosis maka kalian harus
memberikan tekanan pada permukaan suatu larutan yang besarnya sama dengan
tekanan osmotik larutan. Tekanan osmotik termasuk sifat koligatif larutan,
dimana hanya dipengaruhi oleh jumlah partikel zat terlarutnya saja. Nah, untuk
memahami tentang sifat koligatif tersebut mari kita lakukan percobaan. Dari
prosedur percobaan yang ada di LKPD apakah ada yang kurang jelas? ”
Siswa : “tidak bu.”
Guru : “baiklah mari
kita lakukan percobaan secara berkelompok.”
Siswa melakukan percobaan mengenai
tekanan osmotik
Guru : “apakah
percobaannya sudah selesai?”
Siswa : “sudah bu.”
Guru : “datanya
sudah kalian tulis ke dalam tabel pengamatan?”
Siswa : “sudah bu,”
Guru : “baiklah coba
perwakilan kelompok tulis di papan tulis.”
Jenis zat
|
Konsentrasi
|
Waktu pengamatan
|
Pertambahan tinggi larutan
|
Larutan
Gula
|
10
%
|
15
menit
|
1
cm
|
Larutan
Gula
|
25
%
|
15
menit
|
2
cm
|
Larutan
Urea
|
10
%
|
15
menit
|
1
cm
|
Larutan
Urea
|
25
%
|
15
menit
|
2
cm
|
“baiklah, perhatikan data percobaan yang telah
ditulis teman kalian, diantara larutan –
larutan yang digunakan pada percobaan, manakah larutan yang memiliki jumlah
partikel zat terlarut paling banyak?
Siswa : “larutan gula
25% dan larutan urea 25% bu.”
Guru :
“lalu pada larutan gula dan larutan urea apa yang
terjadi setelah didiamkan selama 15 menit?
Siswa : “terjadi kenaikan cairan bu”
Guru : “Disebut apakah peristiwa tersebut?”
Siswa : “peristiwa osmosis bu.”
Guru :
“kalian perhatikan pada larutan yang memiliki
konsentrasi yang sama adakah perbedaan pertambahan tinggi setelah didiamkan
selama 15 menit?”
Siswa : “tidak ada bu”
Guru :
“lalu bagaimana dengan larutan yang konsentrasinya berbeda?”
Siswa : “terdapat pertambahan tinggi cairan yang berbeda bu, misalnya
pada larutan gula 10% dan 25%, nah yang lebih tinggi itu larutan gula 25% bu.”
Guru :
“iya benar sekali, lalu bagaimana hubungan
konsentrasi dengan pertambahan tinggi larutan?”
Siswa : “semakin tinggi konsentrasi larutan semakin besar pula
pertambahan tinggi larutannya bu”
Guru :
“iya benar, bagaimana cara mencegah terjadinya
pertambahan tinggi larutan gula dan larutan urea?”
Siswa : “dengan memberi tekanan bu,”
Guru :
“tekanan yang diberikan itu disebut tekanan apa?”
Siswa : “tekanan osmotik bu”
Guru :
“iya benar, lalu bagaimana hubungan konsentrasi pada
suatu larutan terhadap tekanan osmotik larutan?”
Siswa : “semakin besar konsentrasi larutan maka tekanan osmotiknya
semakin besar bu.”
Guru :
“nah besarnya tekanan osmotik ini dapat kita hitung, menurut Van’t Hoff tekanan
osmotik dapat dihitung dengan rumus yang serupa dengan persamaan gas ideal.
PV
= nRT
πV = nRT
karena kita mau menghitung tekanan osmotik maka P kita
ganti dengan π , sehingga persamaannya menjadi
πV = nRT. Nah dari persamaan tersebut bagaimana rumus tekanan osmotik?”
Siswa : “π =
RT”
Guru :
“iya benar, nah
itu sama dengan apa?”
Siswa : “Molar bu”
Guru :
“jadi rumusnya bagaimana?”
Siswa : “π = M X RT”
Guru :
“iya benar”
Siswa : “bu, mengapa kita tidak menggunakan molalitas?”
Guru :
“pertanyaan bagus, karena pengukuran tekanan osmotik dilakukan pada suhu tetap,
maka kita menyatakan konsentrasi disini dengan molaritas.”
Siswa : “Oh, begitu ya bu”
Kegiatan penutup
Guru : “ Baiklah dari yang sudah kita bahas, apa
yang dapat kalian simpulkan?”
Siswa : “ Penurunan titik beku termasuk sifat
koligatif larutan, penurunan titik beku itu dapat di tentukan dengan rumus ∆Tf
= Tf pelarut - Tf Larutan. Selain itu,
juga dapat dengan cara ∆Tf = kf x m”
Guru
: “Iya bagus, bagaimana dengan tekanan
osmotis?”
Siswa : “tekanan osmotik termasuk sifat
koligatif larutan karena hanya dipengaruhi oleh jumlah partikel zat terlarutnya
saja bu”
Guru :
“iya benar, ada yang ingin menambahkan?”
Siswa : “semakin besar konsentrasi larutan, maka semakin besar pula
tekanan osmotiknya bu”
Guru :
“iya bagus sekali, dari yang sudah kita sudah bahas ada yang bisa menyimpulkan
apa itu tekanan osmotik?”
Siswa : “tekanan osmotik adalah tekanan yang diberikan pada permukaan
suatu larutan untuk menghentikan osmosis”
Guru :
“iya benar, ada yang ingin ditanyakan lagi?”
Siswa : “tidak bu,”
Guru : “baiklah jika
tidak ada yang ditanyakan lagi ibu anggap kalian sudah mengerti dan ibu
cukupkan sekian pertemuan kita hari ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar