Kamis, 02 Juni 2016

Senyawa Karbon dan Silikon


BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Terdapat berbagai unsur di alam ini, salah satunya adalah unsur karbon dan silikon. Karbon dan silikon mempunyai keunikan tersendiri. Keunikan unsur karbon adalah kecenderungannya secara alamiah mengikat dirinya sendiri dalam rantai-rantai atau cincin-cincin, tidak hanya dengan ikatan tunggal (C-C) tetapi juga mengandung ikatan ganda (C=C) atau (C≡C). Karbon terdapat dalam kerak bumi, baik dalam keadaan bebas maupun dalam bentuk senyawa. Senyawaan-senyawaan alamiah karbon yang utama adalah zat-zat organik yang terbentuk dalam jaringan tubuh makhluk hidup, baik tumbuhan maupun hewan, dan dalam bahan yang berasal dari benda hidup, seperti arang dan minyak bumi.
Silikon merupakan unsur kedua paling berlimpah di bumi setelah oksigen yaitu mencakup 28 % dari kandungan kerak bumi. Silikon tidak ditemukan bebas di alam, melainkan ditemukan hanya dalam senyawaan seperti silikat dan silikon dioksida (silika). Bentuk silikon dioksida dapat ditemukan pada pasir, kuarsa dan serbuk batuan. Sedangkan bentuk silikat dapat ditemukan diantaranya pada granit, lempung dan mika. Serbuk silikon murni terdapat sebagai kepingan dalam emas dan letusan gunung berapi.
Suatu sifat kimia yang penting dari karbon dan silikon adalah kecenderungannya untuk membentuk molekul yang sangat besar. Atom-atom karbon bergabung satu sama lain dengan membentuk rantai atom yang tak terbatas ragamnya. Atom karbon juga cenderung membentuk ikatan kovalen tunggal, ikatan kovalen rangkap dua, dan ikatan kovalen rangkap tiga. Sedangkan silikon cenderung membentuk hanya ikatan tunggal. Oleh karena itu untuk lebih memahami mengenai karbon dan silikon maka ditulislah makalah ini.
1.2    Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.         Bagaimana kelimpahan unsur karbon dan silikon di alam?
2.         Bagaimana sifat fisik dan sifat kimia dari unsur karbon dan silikon?
3.         Bagaimana perbandingan sifat homopolar karbon dan silikon ?
4.         Bagaimana isolasi unsur karbon dan silikon ?
5.         Bagaimana alotropi karbon dan silikon ?
6.         Bagaimana reaksi-reaksi dan senyawaan unsur karbon dan silikon serta deret alkana dan silana ?
7.         Bagaimana polimer pada silikon ?
8.         Apakah kegunaan unsur karbon dan silikon ?

1.3     Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.    Untuk mengetahui kelimpahan unsur karbon dan silikon di alam.
2.    Untuk mengetahui sifat fisik dan sifat kimia dari unsur karbon dan silikon.
3.    Untuk mengetahui perbandingan sifat homopolar karbon dan silikon.
4.    Untuk mengetahui cara isolasi unsur karbon dan silikon.
5.    Untuk mengetahui alotropi karbon dan silikon.
6.    Untuk mengetahui reaksi-reaksi dan senyawaan pada unsur karbon dan silicon serta deret alkana dan silana.
7.    Untuk mengetahui polimer pada silikon .
8.    Untuk mengetahui kegunaan unsur karbon dan sili
BAB II
PEMBAHASAN
1.    Sumber dan Kelimpahan

1.1.    Senyawa Karbon

Karbon adalah salah satu unsur yang terdapat dialam dengan simbol dalam sistem periodik adalah “C”. Karbon merupakan unsur ke-19 yang paling banyak terdapat di kerak bumi, baik dalam keadaan bebas maupun dalam bentuk senyawa, dan menjadi unsur paling banyak ke-4 di jagat raya setelah hidrogen, helium, dan oksigen. Keberadaan karbon di alam terjadi dalam dua wujud, yang pertama dalam wujud mineral dan yang kedua dalam wujud grafit.
Karbon ditemukan baik di air, darat, dan atmosfer bumi, dan didalam tubuh makhluk hidup. Senyawaan-senyawaan alamiah karbon yang utama adalah zat-zat organik yang terbentuk dalam jaringan tubuh makhluk hidup, baik tumbuhan maupun hewan, dan dalam bahan yang berasal dari benda hidup, seperti arang dan minyak bumi. Karbon juga terdapat dalam senyawa organik komersial, misalnya senyawa asam asetat (CH3COOH) dan freon (CFC). Senyawa karbon lainnya adalah senyawaan karbon anorganik yaitu karbon dioksida dan batuan karbonat, terutama kalsium karbonat (CaCO3). Karbonat dari unsur II A lainnya dikenal baik sebagai mineral : masing-masing magnesium, stronsium, dan barium karbonat.

Karbon dioksida terdapat di atmosfer (300 ppm), dalam gas-gas vulkanik, dan dalam larutan super jenuh dari mata air tertentu. Pada proses fermentasi, kalsinasi batu kapur, dan semua bentuk pembakaran karbon dan senyawaan karbon akan membentuk karbon dioksida dengan skala besar. Karbon dioksida banyak ditemukan dalam air dari beberapa geiser (sumber air panas) dan mata air mineral. Saat ini, konsentrasi karbon dioksida di atmosfer makin meningkat karena aktivitas industri dan pertanian yang tinggi.

1.2. Senyawa Silikon

Silikon merupakan salah satu unsur metaloid dengan nomor atom 14 dan terdapat pada periode 3 golongan IV A. Silikon membentuk 28% kerak bumi dalam jumlah berat, dan merupakan unsur terbanyak kedua, setelah oksigen. Silikon tidak ditemukan bebas di alam. Silikon terdapat dalam bentuk senyawa oksida silika SiO2, dan mineral yang disebut silikat.
Kristal SiO2 murni mudah kita jumpai yang dikenal dengan nama pasir atau kuarsa, sedangkan Kristal SiO2 yang tidak murni (dengan runutan bahan kotoran, di antaranya adalah agata (akik), oniks, opal, batu kecubung (ametis), dan flint.  Granit, hornblende, asbestos, feldspar, tanah liat, mica, dsb merupakan contoh beberapa mineral silikat.
Silikon memiliki 14 isotop yang setengah-hidup diketahui, dengan nomor massa 22-36. Dari jumlah tersebut, tiga yang stabil, yaitu  28Si (92.23%), 29Si (4.67%), dan 30Si (3.10%).  Sebab spin intinya I = 1/2, 29Si digunakan dalam studi NMR senyawa silikon organik atau silikat (NMR padatan).

2.      Sifat Fisik dan Sifat Kimia

2.1.   Sifat Fisik dan Kimia Senyawa Karbon dan Silikon
Sifat
Karbon
Silikon
Fase
Solid
Solid
Massa Jenis
2,267g/cm3 (grafit)
3,513g/cm3 (intan)
2,33g/cm3
Titik Leleh
3730K
1639K
Titik Didih
5100K
3435K
Jari-jari atom
70 pm

Jari-Jari Kovalen
77 pm
117,59 pm
Keelektronegatifan
2,5
1,8
Dalam satu golongan dari atas ke bawah maka semakin besar titik didih dan titik leleh nya , tetapi pada karbon,  memiliki titik leleh dan titik didih yang lebih besar dibandingkan dengan silikon . Sifat ini merupaka anomali pada karbon . Perbedaan titik didih dan titik leleh disebabka karena bentuk padatan antara karbon ddan silikon berbeda , dan hubungannya dengan kerapatan , dimana kerapatan elektron pada karbon semakin besar sehingga menyebabkan titik dedih dan titik leleh nya besar.

2.2.Sifat kimia

Karbon sangat tak reaktif pada suhu biasa. Apabila karbon bereaksi, tidak ada kecenderungan dari atom-atom karbon untuk kehilangan elektron-elektron terluar dan membentuk kation sederhana seperti C4+. Ion ini akan mempunyai rapatan-rapatan muatan begitu tinggi sehingga eksistensinya tidaklah mungkin. Karbon memiliki kecenderungan untuk membentuk ikatan kovalen tunggal, rangkap dua, dan rangkap tiga yang akan membentuk senyawa organik.
 Contoh: C2H6, C2H2, dan C2H4
Silikon merupakan metaloid, siap untuk memberikan atau berbagi 4 atom terluarnya, sehingga memungkinkan banyak ikatan kimia. Kebanyakan asam (kecuali asam nitrat dan asam hidrofluorat) tidak bereaksi dengan silikon. Silikon dengan 4 elektron valensinya mempunyai kemungkinan untuk bergabung dengan elemen atau senyawa kimia lainnya pada kondisi yang sesuai.

Silikon lebih reaktif dari karbon . Pada suhu tinggi silikon dapat berikatan dengn halogen  membentu senyawa biner. Bila silikon bereaksi, tak ada kecendrungan dari atom-atom silikon untuk kehilangan elektron-elektron terluar dan membentuk kation sederhana seperti  Si4+, karena ion-ion kecil ini akan mempunyai rapatan muatan begitu tinggi. Namun atom-atom ini biasanya bereaksi dengan persekutuan antara elektron mereka membentuk ikatan kovalen. Bila dipanaskan dalam udara, unsur-unsur itu bereaksi dengan oksigen dalam reaksi pembakaran yang sangat eksotermik untuk membentuk oksida SiO2 yang bersifat asam.

Karbon dapat membentuk ikatan tunggal maupun ikatan rangkapdua dan rangkap tiga , sedangkan pada silikon hanya dapat membentuk ikatan tunggal saja . Ini dikarenakan untuk membentuk ikatan phi (rangkap) dibutuhkan jarak yang dekat(ideal) . Pada karbon memiliki ukuran atom yang kecil sehingga jari-jari atomnya pun semakin kecil, jadi jarak ikatan antara C dan C dekat sehingga memungkinkan terbentuknya ikatan phi . Sedangkan silikon memiliki ukuran atom yang besar sehingga jari-jari atomnya pun semakin besar , menyebabkan jarak ikatan antara Si dan Si semakin jauh sehingga sulit untuk membentuk ikatan phi .

3.      Sifat homopolar (katenasi)

3.1.   Sifat Katenasi pada Karbon dan silikon
Dialam terdapat banyak sekali minyak bumi (Hidrokarbon) , dapat dikatakan pada minyak bumi rantai C nya sangat banyak yaitu >30 . Sedangkan pada silikon ikatan nya hanya 16 . Sehingga Karbon lebih mudah untuk berkatnasi atau berikatan dengan sesamnya dibandingkan dengan silikon yang tidak dapat berikatan lebih dari 16.
Syarat agar suatu atom memiliki sifat katenasi adalah :
·                 Valensinya minimal dua
·                Kuat ikatan antara sesama atom kira-kira sama dengan kuat ikatan antara atom dengan atom lain
·                 Relatif lamban teaksinya terhadap molekul atau ion lain.
Katenasi jarang ditemukan pada senyawa-senyawa silikon karena ikatan antara Si – O jauh lebih kuat dibandingkan Si-Si sehingga silikon bersifat heteropolar atau kurang berkatenasi .

4.      Isolasi Unsur Karbon

4.1.   Karbon
Pembuatan karbon aktif
Karbon aktif merupakan bahan kimia yang saat ini banyak digunakan dalam industri yang menggunakan proses absorbsi dan purifikasi. Karbon aktif adalah nama dagang untuk arang yang mempunyai porositas tinggi, dibuat dari bahan baku yang mengandung zat arang.

1.    Pembutan karbon aktif dari kulit singkong
Kulit singkong mengandung karbon sekitar 59%. Proses pembuatan
karbon aktif ini terdiri dari dua tahapan yaitu aktivasi dan karbonasi.
·      Tahap aktivasi
Kulit singkong kering diaktivasi secara kimia menggunakan KOH 0,3 N selama 1 jam pada suhu 500 oC di dalam mixer kemudian dikeringkan.
·      Tahap karbonisasi
Karbonasi dilakukan di dalam furnace elektrik (oksigen terbatas) pada suhu (3000, 4500, 6000, dan 7500)oC selama 1, 2, dan 3 jam.
Uji kualitas dan kuantitas karbon aktif meliputi uji kadar abu, kadar air, uji daya serap karbon aktif, dan yield (hasil). Bilangan iodine optimal terbentuk pada temperatur karbonisasi 3000 oC dan lamanya waktu karbonisasi 2 jam yaitu 606,589 mg/g dengan total kandungan kadar abu 4,934%, kadar air 1,419%, dan yield 40,083% serta daya serap tinggi.

2.    Pembutan karbon aktif dari tempurung kelapa
Pemilihan tempurung kelapa sebagai bahan baku karbon aktif atas dasar kualitas yang dihasilkan lebih baik dari bahan lain. Proses pembuatan karbon aktif dari bahan baku tempurung kelapa terbagi menjadi dua tahapan utama yaitu karbonisasi dan aktivasi.

·      Proses pembuatan arang dari tempurung kelapa (karbonisasi)
Tempurung kelapa dipanaskan tanpa udara dan tanpa penambahan zat kimia. Tujuan karbonisasi adalah untuk menghilangkan zat terbang. Proses karbonisasi dilakukan pada temperature 400-600 0C.
              Hasil karbonisasi adalah arang yang mempunyai kapasitas penyerapan rendah. Untuk mendapat karbon aktif dengan penyerapan yang tinggi maka harus dilakukan aktivasi terhadap arang hasil karbonisasi.
·      Proses pembuatan karbon aktif dari arang (aktivasi)
              Proses aktivasi dilakukan dengan tujuan membuka dan menambah pori-pori pada karbon aktif. Bertambahnya jumlah pori-pori pada karbon aktif akan meningkatkan luas permukaan karbon aktif yang mengakibatkan kapasitas penyerapannya menjadi bertambah besar. Proses aktivasi dapat dilakukan dengan dua metode yaitu teknik aktivasi fisik dan teknik aktivasi kimia.
i.      Teknik aktivasi fisik
Di lakukan dengan cara mengalirkan gas pengaktif melewati tumpukan arang tempurung kelapa hasil karbonisasi yang berada dalam suatu tungku.
ii.    Teknik aktivasi kimia
Di lakukan dengan menambahkan bahan baku dengan zat kimia tertentu pada saat karbonisasi. Zat itu seperti ZnCl2, NaOH, KOH, H3PO4.
Ada tiga jenis karbon aktif yang terbuat dari tempurung kelapa yang banyak dipasaran yaitu:
·      Bentuk serbuk. Karbon aktif berbentuk serbuk dengan ukuran lebih kecil dari 0,18 mm. Terutama digunakan dalam aplikasi fasa cair dan gas. Digunakan pada industry pengolahan air minum, industry farmasi, terutama untuk pemurnian monosodium glutamate, penghalus gula, pemurnian asam sitrat, pemurnian glukosa dan pengolahan zat pewarna kadar tinggi.
·      Bentuk Granular. Karbon aktif bentuk granular/tidak beraturan dengan ukuran 0,2 -5 mm. Jenis ini umumnya digunakan dalam aplikasi fasa cair dan gas. Beberapa aplikasi dari jenis ini digunakan untuk: pemurnian emas, pengolahan air, air limbah dan air tanah, pemurni pelarut dan penghilang bau busuk. Karbon aktif itu mampu menyerap 99,98 persen kandungan tembaga dalam air limbah.
·      Bentuk Pellet. Karbon aktif berbentuk pellet dengan diameter 0,8-5 mm. Kegunaaan utamanya adalah untuk aplikasi fasa gas karena mempunyai tekanan rendah, kekuatan mekanik tinggi dan kadar abu rendah. Di gunakan untuk pemurnian udara, control emisi, penghilang bau kotoran dan pengontrol emisi pada gas buang.

3.    Karbon dibuat dari pembakaran hidrokarbon
Karbon juga dapat dibuat dari pembakaran hidrokarbon atau yang lainnya dengan kondisi udara yang terbatas sehigga terjadi pembakaran yang tidak sempurna.
Di dalam tubuh makhluk hidup terdapat unsur karbon. Hal ini dapat dibuktikan secara sederhana dengan membakar bahan-bahan yang berasal dari makhluk hidup, misalnya kayu, beras, dan daging. Ketika dibakar, bahan-bahan tersebut akan menjadi arang (karbon).

Di dalam kehidupan sehari-hari, karbon memang sangat berperan, terutama pada mahluk hidup. Sebagian besar mahluk hidup mengandung atom karbon, ini dapat diketahui jika mahluk hidup tersebut dibakar maka akan menyisakan zat yang berwarna hitam, seperti kayu dibakar, binatang dibakar atau bahkan manusia yang terbakar. Zat hitam sisa dari pembakaran itu adalah karbon.

4.2.   Isolasi Silikon
Silikon dapat dibuat dari silika dengan cara sebagai berikut:
SiO2(s) + 2Mg(s)       2MgO(s) + Si(s)
Dalam bentuk kristalnya, silikon adalah abu-abu atau hitam.
Silikon dibuat dari silika dengan kokas sebagai reduktor. Campuran silika dan kokas dipanaskan dalam suatu tanur listrik pada suhu sekitar 30000 C.
SiO2(s) + 2C(s)                   Si(l) + 2CO(g)
Pembuatan silikon ultra murni dilakukan sebagai berikut. Mula-mula silikon biasa direaksikan dengan klorin sehingga terbentuk silikon tetraklorida, suatu zat cair yang mudah menguap (titik didih = 580oC)
Si(s) + 2Cl2(g) → SiCl4(l)
SiCl4 kemudian dimurnikan dengan distilasi bertingkat. Selanjutnya, SiCl4 direduksi dengan mengalirkan campuran uap SiCl4 dengan gas H2 melalui suatu tabung yang dipanaskan. Dengan cara ini dapat diperoleh silikon ultra murni yang pengotornya hanya sekitar 10 %. Reaksinya adalah sebagai berikut.
SiCl4(g) + 2H2(g)                 Si(s) + 4HCl(g)
Padatan Si yang terbentuk berupa batangan yang perlu dimurnikan  dengan cara pemurnian zona (zona refining), seperti pada gambar  pemurnian zona silikon.  Pada pemurnian zona batangan silikon tidak murni secara perlahan dilewatkan ke bawah melalui kumparan listrik pemanas yang terdapat pada zona lebur. Karena pemanasan maka batang silikon tidak murni akan mengalami peleburan.
Seperti pada sifat koligatif larutan tentang pemurnian titik lebur larutan dimana titik lebut larutan adalah lebih rendah dibandingkan titik lebur pelarut murni. Pemurnian silikon anolog dengan hal tersebut, silikon murni di anggap sebagai pelarut sedangkan leburan silikon yang mengandung pengotor dianggap sebagai larutan. Berdasarkan sifat koligatif larutan maka titik lebur silikon murni akan akan lebih tinggi dibanding titik lebur silikon yang tidak murni (bagian yang mengandung pengotor).
Hal ini menyebabkan pengotor cenderung mengumpul disilikon yang mengandung pengotor (bagian atas pada zona peleburan). Selama permurnian zona berlangsung maka bagian bawah yang merupakan silikon murni akan bertambah banyak sedangkan bagian atas semakin sedikit. Pengotor yang ada akan terkonsentrasi pada bagian yang sedikit tersebut.
Setelah leburan mengalami pembekuan maka akan diperoleh suatu batangan dimana salah satu ujung merupakan silikon paling murni sedangkan silikon yang lain merupakan silikon yang dipenuhi dengan pengotor atau bagian silikon yang paling tidak murni. Walaupun demikian terkadang bagian yang paling murni dari silikon ada pada bagian atas sedangkan bagian yang paling tidak murni berada pada bagian bawah. Bagian yang tidak murni dan tidak murni dapat dipisahkan dengan cara pemotongan.

5.      Sifat-Sifat Lain (Alotropi)

5.1.    Karbon
Adapun sifat-sifat lain dari unsur karbon berdasarkan bentuk alotrop. Alotrop adalah sifat sejumlah tertentu unsur dimana unsur ini mampu berada dalam dua tau lebih bentuk, pada setiap alotrop atom-atom unsur tersebut berikatan dengan cara yang berbeda  sehingga membentuk modifikasi struktur yang berbeda pula. Berbagai macam alotrop karbon adalah:
a)    Grafit
Grafit memiliki hibridisasi sp2 . Karena mengikat 3 atom C lain. Grafit berstruktur lapisan yang terdiri atas cincin atom karbon beranggotakan 6 yang mirip cincin benzen yang terkondensasi tanpa atom hidrogen. Jarak karbon-karbon dalam lapisan adalah 142 pm dan ikatannya memiliki karakter ikatan rangkap analog dengan senyawa aromatik. Karena jarak antar lapisan adalah 335 pm dan lapis-lapis tersebut diikat oleh ikatan yang relatif lemah yakni gaya van der Waals, lapisan-lapisan ini dengan mudah akan saling menggelincir bila dikenai gaya. Hal inilah yang merupakan asal mula sifat lubrikasi grafit. Berbagai molekul, seperti logam alkali, halogen, halida logam, dan senyawa organik dapat menginterkalasi lapisan grafit dan membentuk senyawa interkalasi. Grafit memiliki sifat semi-logam, konduktivitasnya (10-3 Ωcm paralel dengan lapisan dan hantarannya sekitar 100 kali lebih kecil dalam arah tegak lurus lapisan).

 


                      Struktur Grafit
b)   Intan
Intan berhibridisasi sp3 dimana mengikat 4 atom C lain. Strukturnya disebut struktur intan. Sel satuan intan terdiri atas 8 atom karbon dan setiap atom karbon berkoordinasi 4 berbentuk tetrahedral. Intan adalah zat terkeras yang dikenal, dengan kekerasan 10 Mhos. Intan dengan hantaran panas sangat tinggi walaupun secara listrik bersifat insulator. Walaupun dulunya sumber padatan yang berharga ini hanya yang terbentuk secara alami, intan industrial kini secara komersial banyak dihasilkan dengan proses pada suhu tinggi (1200 oC atau lebih tinggi) dan tekanan tinggi (5 GPa atau lebih) dari grafit dengan katalis logam. Akhir-akhir ini, lapis tipis intan telah dibuat dengan pirolisis hidrokarbon pada suhu relatif rendah (sekitar 900 oC) dan tekanan yang juga relatif rendah (sekitar 102 Pa), dan digunakan untuk penggunaan sebagai pelapis, dsb.




                                               Gambar Struktur Intan

c)    Fuleren
Fuleren berhibridisasi sp .Fuleren adalah nama generik untuk alotrop karbon 3 dimensi, dengan molekul C60 yang berbentuk bola merupakan contoh khas. R. E. Smalley, H. W. Kroto dkk mendeteksi C60 dalam spektrum massa produk pemanasan grafit dengan laser pada tahun 1985, dan isolasi fuleren dari apa yang disebut jelaga "soot" dilaporkan pada 1991. Strukturnya adalah ikosahedral terpancung (di sudut-sudutnya) dan antar atom karbonnya ada karakter ikatan rangkap. Fuleren larut dalam pelarut organik, dalam benzen larutannya bewarna ungu. Biasanya, fuleren diisolasi dan dimurnikan dengan kromatografi. Berbagai riset dalam kereaktifan dan sifat fisik fuleren misalnya sifat super konduktornya sangat populer. Selain C60, C70 dan karbon nanotube kini juga menarik banyak minat riset.
 





                                    Gambar Struktur Fuleren (C60)

5.2.       Alotrop Silikon
Dua alotrop silikon yang ada pada suhu kamar: amorf dan kristal. Amorf muncul sebagai bubuk coklat sementara silikon kristal memiliki kilap logam dan warna keabu-abuan. Kristal tunggal silikon kristal dapat tumbuh dengan proses yang dikenal sebagai proses Czochralski. Kristal ini, ketika didoping dengan unsur-unsur seperti boron, galium, germanium, fosfor atau arsenik, yang digunakan dalam pembuatan perangkat elektronik, seperti transistor, sel surya, rectifier dan microchip.

6.      Reaksi dan Senyawaan

6.1.        Reaksi kimia dan senyawaan karbon :
a.    Karbon bereaksi langsung dengan Fluor, dengan reaksi sebagai berikut:
C (s) + 2 F2 (g)                 CF4(g)
b.    Reaksi karbon dengan udara
2C(s) + O2(g)                 2CO(g)
C(s)  + O2(g)                  CO2(g)

c.    Reaksi Karbon dengan air
C(s) + H2O(g)                     CO(g)  + H2(g)

d.   Membentuk asam oksi. Bila karbon dipanaskan dalam udara, unsur ini bereaksi dengan oksigen membentuk CO2 dan jika CO2 ini bereaksi dengan air akan membentuk asam karbonat.
CO2(g) + H2O(l)                   H2CO3(l)

Senyawaan Karbon
1.    Oksida Karbon

a.    Karbon Monoksida
Bila bahan bakar yang mengandung-karbon (misalnya , kayu, arang , bensin) dibakar dengan ada udara yang banyak , praktis semua karbon itu bergabung dengan oksigen membentuk karbon dioksida, CO2, tetapi sedikit sekali karbon monoksida , CO , terbentuk. Makin sedikit udara ( atau oksigen) tersedia, makin besar jumlah relatif karbon monoksida yang terbentuk. Juga pada suhu-suhu yang lebih tinggi, karbon dioksida  cenderung bereaksi dengan karbon panas
   CO2 + C                    2CO
Karbon monoksida mempunyai ikatan yang paling kuat dari antara molekul diantara molekul diatom yang manapun. Ia isoelektronik dengan molekul nitrogen , dan mempunyai ikatan rangkap tiga, C ≡ O : , seperti yang dipunyai N2.
Secara komersial, karbon monoksida mempunyai beberapa kegunaan. Campuran gas yang mengandung karbon monoksida, telah lama digunakan sebagai bahan bakar. Sesungguhnya , lebih banyak panas dibebaskan ketika karbon monoksida terbakar menjadi karbon dioksida dibanding ketika karbon terbakar menjadi karbon monoksida:

   C + O2                                     CO            ΔH  = -110,5 kJ
   CO  +   O2                            CO2     ΔH  = -283,0 kL


b.    Karbon Dioksida
Karbon dioksida diproduksi dengan pembakaran bahan bakar yang umum, seperti arang, minyak bumi dan kayu . Ia juga merupakan komponen nafas yang dikeluarkan oleh hewan, karena dihasilkan dari oksidasi makanan dalam tubuh. Berada di atmosfer sampai sebanyak kira-kira 0,03 persen , konsentrasinya bisa naik menjadi 1 persen dalam ruang yang penuh sesak orang .
Karbon dioksida tak beracun, tetapi konsentrasi yang terlalu tinggi dalam udara ( 10 sampai 20 persen) adalah tak sehat , karena merendahkan konsentrasi oksigen dan mempunyai efek fisiologis yang membahayakan (pingsan, ketidak-mampuan otot-otot, alat pernafasan, dan perubahan dalam pH darah ). Bia pula konsentrasi karbon dioksida justru terlalu kecil dalam sistem tubuh manusia .

Gas ini dalam jumlah yang banyak , ditemukan dalam air dari beberapa geiser (beberapa sumber air panas) dan mata air mineral. Atmosfer dalam gua atau lembah dimana karbon dioksida merembes keluar dari cela-celah dalam tanah mungkin berbahaya. Karena gas ini mempunyai rapatan yang tinggi (44 g/22,4 L dibanding 29 g/22,4 L rapatan udara), ia cenderung untuk mengumpul ditempat-tempat yang rendah . Gas ini bisa dituang dari bejana yang satu ke bejana yang lainnya seperti suatu cairan ; ia bahkan bisa tinggal dalam gelas pala terbuka untuk waktu yang singkta , sambil berdifusi dengan perlahan-lahan kedalam udara.

Sementara karbon dioksida terus-menerus masuk kedalam atmosfer dengan berbagai cara , ia terus-menerus dihilangkan oleh fotosintesis dalam tumbuhan, oleh pembentukan batuan karbonat, dan oleh pembentukam kulit binatang air. Saat ini, konsentrasi karbon dioksida diatmosfer makin meningkat karena aktivitas industri dan pertanian kita yang tinggi. Pembakaran bahan bakar menghasilkan 6 x 109 ton gas ini per tahun , pengrusakan hutan untuk menciptakan ladang-ladang garapan ,telah mengurai kapasitas biosfer untuk menggunakan karbon dioksida dengan sekitar 2 x 109 ton per tahun, karena lahan tanaman garapan kurang begitu efesien dalam fotosintesis ketimbang lahan berhutan.

2.    Hidrida karbon
Suatu senyawa yang hanya mengandung 2 unsur C dah H disebut hidrokarbon . Misalnya metana (CH4) , etilena (CH2=CH2) dan benzena (C6H6). Hidrkarbon yang membentuk ikatan-ikatan tunggal disebut alkana (atau sikloalkana jika atom karbon itu membentuk cincin). Beberapa alkana yang alzim ialah metana, etana (CH3CH3), propana (CH3CH2CH3) dan butana ( CH3CH2CH2CH3). Alkana alkan ini memebentuk gas dan terdapat dalam mminyak bumi. Gas gas ini digunakan sebagai bahan bakar. Bensin pada hakikatnya adalah campuran alkana. Alkana dan sikloalkana disebut hidrokarbon jenuh artinya “jenuh dengan hidrogen”. Senyawa ini tak bereaksi dengan hidrogen. Senyawa yang mengandung ikatan pi disebut tak jenuh; dalam kondisi reksi yang tepat, senyawa ini bereaksi dengan hidrogen, menghasilkan produk yang jenuh.
Sistem tata nama IUPAC didasarkan pada gagasan bahwa struktur sebuah senyawa organik dapat digunakan untuk menurunkan namanya dan sebaliknya,bahwa suatu struktur yang unik dapat digambar untuk tiap nama dasar sistem IUPAC adalah nama alkana rantai lurus. Struktur dan nama 10 alkana ranta lurus yang pertama dicantumkan dalam tabel . senyawa dalam tabel ditata sedemikian rupa sehingga mereka berbeda dari tetangga dekatnya hanya oleh satu metilena (CH2). Pengelompokan senyawa semacam itu disebut suatu deret homolog dan senyawa dalam daftar semacam itu disebut homolog. 
  
cats.jpg
Dari tabel ternyata semua nama alkana berakhiran –ana, yang menyetakan suatu hidrokarbon jenuh bagian pertama nama 4 alkana pertama ( metana sampai dengan butana) diturunkan dari nama trivial tradisional. Nama alkana yang lebih tinggi diturunkan dari angka latin atau yunani misalnya pentana dari penta (lima). 
3.    Nitrida karbon
Nitrida karbon  merupakan senyawa karbon yang berkatan dengan nitrogen. Sianida merupakan senyawa kimia yang terdiri dari ikatan karbon dan nitrogen rangkap 3.
Hidrogen sianida, titk lelehnya -13,3o , titik didih  25,7o, merupakan senyawa yang sangat beracun yang tetapan dielektrik nya sangat tinggi .Senyawa ini larut dengan H20, EtOH dan Et2O.Dalam larutan air itu asam bahkan lebih lemah dari HF, disosiasi yang
konstan K, menjadi 7,2 x IO-
10pada 25 ° C. Dulu sebelumnya diproduksi industri oleh pengasaman NaCN Atau Ca (CN) 2 tetapi yang paling proses modem katalitik didasarkan pada reaksi langsung antara CH4 dan NH3.
Sianogen , ( CN )2 , adalah gas beracun yang tidak berwarna (seperti HCN ) titik leleh -27,9o , titik didih -21,2o Polimer beralih ke ( CN )2 di atas 800o dan untuk CN radikal atas 850o . ( CN )2 dapat dibuat di 80 % yield oleh oksidasi ringan CN dengan Cu2+ aquos, reaksinya sangat  kompleks namun dapat disederhanakan dengan ideal, seperti: 
2CuS04 + 4KCN   (CN)2 + 2CuCN +2K2SO4

4.      Halida karbon
Beralih sebelah halida sederhana karbon: tetraflorometana (CF4) adalah gas yang sangat stabil dengan titik leleh dekat dengan yang CH4 (metana). Hal ini dapat disiapkan pada skala laboratorium dengan mereaksikan SiC dengan F2 atau dengan fluorinating

CO2, CO atau COCl2 dengan SF4. Pembuatan itu disiapkan oleh reaksi cepat  F2 pada CF2Cl2 Atau CF3Cl .Atau dengan elektrolisis dari MF atau MF2 menggunakan anoda C. Penggantian H oleh F sangat baik meningkatkan  stabilitas termal dan inertness kimia karena kekuatan besar dari CF Dengan demikian , florokarbon tahan terhadap serangan asam, alkali , oksidasi agen , agen pereduksi dan sebagian besar bahan kimia hingga 600o . Mereka bercampur dengan air dan pelarut hidrokarbon , dan ketika dikombinasikan dengan kelompok lain mereka berunding air repellance dan noda - tahan untuk kertas , tekstil dan kain .
Tetrafluoroethene ( C2F4 ) dapat dipolimerisasi untuksebuah kimia inert , PTFE plastik thermosetting ( polytetrafluoroethene ) ; ini memiliki koefisien gesekan sangat rendah  dan menemukan peningkatan saat digunakan sebagai lapisan pelindung di non -stick peralatan dapur, pisau cukur dan bantalan . PTFE dibuat oleh fluorination parsial kloroform menggunakan HF dengan adanya SbFCl4 sebagai katalis ,diikuti oleh thermolysis untuk C2F4 dan polimerisasi selanjutnya :

CCl3H  CF2ClH  C2F4 ( C2F4)n
Sebagai ligan terhadap logam , C2F4 dan fluorocarbons lainnya tidak jenuh sangat berbeda dari alkena ( p . 931 ) . CCl4 adalah pelarut yang umum digunakan pada industri dan laboratorium serta memiliki bau yang khas , biasanya dibuat  oleh reaksi CS2 atau CH4 dengan Cl2 . penggunaannyasebagai pelarut telah sedikit menurun karena toksisitasnya , namun CC14 masih banyak digunakan sebagai perantara dalam mempersiapkan " freon " seperti :
CFCl3 , CF2Cl2 dan CF3Cl 
CCl4 + HF  CFCl3 + HC1
CFCl3 + HF  CF2Cl2 + HCl
Katalis dibentuk oleh reaksi dari HF pada SbCl5. Freon memiliki kombinasi sifat yag unik yang membuat mereka idealnya cocok untuk digunakan sebagai pendingin dan propelan aerosol. Mereka memiliki titik didih rendah, viskositas rendah, permukaan rendah ketegangan dan kepadatan tinggi, dan tidak beracun, tidak mudah terbakar, tidak berbau, kimia inert dan termal stabil. Yang paling umum digunakan adalah CF2C12, titik didh -29,8o. 
CBr4 berwarna kuning pucat dan berbentuk padat yang nyata kurang stabil daripada tetrahalida ringan. Pembuatannya melibatkan brominasi CH4 dengan HBr atau Br2 atau, lebih nyaman, reaksi dari CCl4 dengan A12Br6 pada 100o. Kecenderungan untuk mengurangi stabilitas termal C14 yang merupakan kristal terang-merah solid dengan bau mengingatkan dengan I2. 
Screenshot_2015-11-21-20-35-02.png

6.2.        Reaksi dan senyawaan  silikon

A.  Silikon murni berwujud padat seperti logam dengan titik lebur 14100C. silikon dikulit bumi terdapat dalam berbagai bentuk silikat, yaitu senyawa silikon dengan oksigen. Unsur ini dapat dibuat dari silikon dioksida (SiO2) yang terdapat dalam pasir, melalui reaksi:
SiO2(s) + 2C(s) → Si(s) + 2CO(g)

Silikon murni berstruktur seperti Intan ( tetrahedral) sehingga sangat keras dan tidak menghantarkan listrik, jika dicampur dengan sedikit unsur lain, seperti alumunium (Al) atau boron (B). silikon bersifat semikonduktor (sedikit menghantarkan listrik), yang diperlukan dalam berbagai peralatan, elektronik, seperti kalkulator dan Komputer. Itulah sebabnya silikon merupakan zat yang sangat penting dalam dunia modern. Untuk itu dibutuhkan silikon yang kemurniannya sangat tinggi dan dapat dihasilkan dengan reaksi:
SiCl4(g) + 2H2(g) → Si(s) + 4HCl(g)

Jari-jari silikon lebih besar dari karbon, sehingga tidak dapat membentuk ikatan π (rangkap dua atau tiga) sesamanya, hanya ikatan tunggal (σ). Karena itu silikon tidak reaktif pada suhu kamar dan tidak bereaksi dengan asam, tetapi dapat bereaksi dengan basa kuat seperti NaOH.
Si(s) + 4OH-(aq) → SiO4(aq) + 2H2(g)
Pada suhu tinggi, silikon dapat bereaksi dengan hidrogen membentuk hidrida, dan dengan halogen membentuk halida, seperti:
Si(s) + 2H2 → SiH4
Si(s) + 2Cl2 → SiCl4

Silikon dapat bereaksi dengan uap air pada suhu tinggi :
Si(s)  +  2H2SiO2(g)  + 2H2(g)

Silikon dapat bereaksi dengan udara membentuk silikon dioksida :
Si(s)  +  O2(g)   SiO2(g)

Batuan dan mineral yang mengandung silikon, umumnya merupakan zat padat yang mempunyai titik tinggi, keras, yang setiap keping darinya merupakan suatu kisi yang kontinu terdiri dari atom-atom yang terikat erat. Sebuah contoh dari zat padat demikian, adalah silikon dioksida, yang terdapat dialam dalam bentuk kuarsa, aqata (akik), pasir, dan seterusnya.


B.     Senyawaan Silikon

1.      Hidrida
Hidrida adalah gas yang menyala secara spontan dibuat dengan mereaksikan LiAlH4 pada SiO2 pada 150─170o, atau dengan mereduksi SiCl4 dengan LiAlH4 dalam eter. Meskipun stabil terhadap air dan asam encer, hidrolisis basa secara cepat memberikan SiO2 terhidrat dan H2.

Pada senyawa silikon terdapat deret Silana yaitu sebagai berkut:

2.      Oksida silikon
Silikon dapat memiliki 2 bentuk oksida yaitu silikon monoksida dan silikon dioksida. Silikon monoksida SiO dapat dihasilkan dari reduksi silikon dioksida SiO2 dan Si pada temperatur tinggi:
SiO2(s)+ Si(s)              2SiO(s)
Bentuk kristal SiO2 yang paling umum adalah silika, yaitu suatu mineral kuarsa. Sebagian besar pasir tersusun dari silika, biasanya mengandung berbagai pengotor terutama oksida oksida besi. Menarik untuk diperhatikan bahwa CO2 dan SiO2 memiliki sifat sifat yang sangat berlawanan walaupun keduanya merupakan oksida dari golongan yang sama (4A) dan juga mamiliki rumus molekul yang sama. Pada kondisi kamar CO2 merupakan gas tidak berwana sedangkan SiO2 berupa padatan dengan titik leleh 1600oC dan titik didih 2230oC. Perbedaan titik didih tersebut disebabkan oleh fakto ikatan. CO2 terdiri dari satuan molkeul molekul nonpolar triatomin yang berukuran kecil, sehingga terikan antar molekl molekulnya disebabkan oleh gaya dispersi yang relativ lemah. Dipihak lain, SiO2 mengandung jaringan ikatan kovalen Si-O dalam kisi molekuler raksasa. Setiap aotm Si terikat pada atm O dan tiap atom O terikat pada 2 atom Si.

                            
Struktur SiO2

Perbedaan tipe ikatan tersebut dapat dijelaskan. Terutama, ikatan tunggal C-O (energi ikat=358 kJ/mol) adalah jauh lebih lemah dibanding ikatan rangkap C=O (energi ikat =799 kJ/mol), Jadi setelah terbentuk ikatan Pπ- Pπ antara atom C dan O total energi ikat nya lebih besar diabandibng 2 kali ikatan tunggal C-O . Dengan demikian pada CO2 pembentukan 2 ikatan rangkap C=O lebih disukai (favorable) dibandingkan dengan 4 ikatan tunggal C-O yang analog dengan struktur SiO2. Dipihak lain , karna sifat katenasinya ikatan tunggal pada SiO dipandang sebagai memliki karakter ikatan rangkap parsial, yaitu yang dihasilkan dari pertumpangtindihan (overlapping) antara orbital d kosong pada atom Si dengan orbital p terisi pada atom O . Karna adanya delokalisasi Si-O cukup besar, 452 kJmol. Alhasil bagi SiO2 4 ikatan tunggal (dengan karakter ikatan rangkap parsial) lebih disukai dibandingkan dengan 2 ikatan rangkap.

Dikenal adanya 3 bentuk silika yaitu , kuarsa , tridimit dan kristobalit. Setiap bentuk silak ini memilika bentuk yang berbeda baik pada temperatur tinggi maupun rendah . Bentuk yang paling stabil pada temperatur kamar adalah kuarsa-β sedangkan pada suhu tinggi akan berubah menjadi tridimit-β dan akan menjadi tristibalit-β pada suhu yang lebih tinggi lagi .
20151112_140548.jpg
                          
20151112_140612.jpg

Bentuk α dan β masing-masing mewakili struktur pada temperatur rendah dan struktur pada temperatur tinggi . Kuarsa dan kristobalit dapat saling dipertukarkan bila dipanaskan . Proses ini lambat karena  dibutuhkan pemutusan dan pembentukan kembali ikatan-ikatan dengan energi pengatifannya tinggi. Walaupun demikian, kecepatan perubahan sangat dipengaruhi oleh adanya pengotor atau kehadiran oksida-oksida logam alkali.

Secara umum, silika dalam segala bentuknya adalah tidak reaktif. Senyawa ini hanya dapat bereaksi dengan gas fluor, asam hidrogen fluorida atau dengan larutan basa. Reaksi dengan larutan basa menunjukkan bahwa SiO2 merupakan oksida asam. Reaksi silika dengan HF sering digunakan dalam analisis kualitatif, karena senyawa volatil silikon tetrafluorida akan dapat mengalami hidrolisis membentuk asam silikat .
SiO2(s) + 4HF(l)                    SiF4(s)+ 2H2O(l)
SiF4 (s) + 4H2O(l)                   4HF + Si(OH)4
Reaksi antara silia dengan hidroksida alkali akan menghasilkan garam-garam silikat (Na2SiO3)n dan Na4SiO4.

3.      Halida
 Tetrahalida
Tetrahalida adalah senyawa yang dapat dibentuk dengan semua halogen.Misalnya, silikon tetraklorida,  dapat bereaksi dengan air, tak sama dengan homolognya yaitu karbon tetraklorida. Silikon dihalida dapat dibentuk dengan reaksi dengan suhu tinggi antara silikon dan tetrahalida; dengan struktur yang serupa dengan karbena sehingga senyawa ini adalah senyawa reaktif. Silikon difluorida terkondensasi untuk membentuk senyawa polimer(SiF2)n.
Silikon dan silikon karbida keduanya mudah bereaksidengan semua halogen untuk membentuk volatil berwarna produk reaktif SiX4 . Sic4 sangat penting dan diproduksi di skala multikilotonne untuk memproduksi boronfree transistor kelas Si dan silika diasapi berbagai ester silikon . Ketika kedua tetrahalida yang berbeda dipanaskan bersama-sama mereka menyeimbangkan untuk membentuk distribusi random disekitar halida silikon yang pada pendinginan , dapat dipisahkan dan ditandai
nSiX4 + (4 - n)SiY4 4SiXnY4-n
Halida campuran juga dapat dilakukan dengan reaksi pertukaran halogen , misalnya dengan menggunakan SbF3 berturut-turut untuk fluorinate SiCl4 atau SiBr4 . 

4.      Nitrida Silikon
Aplikasi senyawa nitrida silikon  Si3N4 , sebagai keramik
dan bahan tahan api. Termasuk kimia inert bubuk amorf , yang dapat dibentuk oleh reaksi , atau dengan menggabungkan Si dan N2 di atas 1.650 K.
SiCl4+4NH3  Si(NH2)4  Si(NH)2  Si3N4

Dua polimorf utama , α- dan β - Si3N4 , memiliki jenis struktur rantai yang tak terbatas di mana Si dan N berada pada tetrahedral dan di sekitar trigonal planar masing-masing. Berbentuk  padat , γ - Si3N4 , diperoleh tekanan tinggi pada suhu tinggi ( 15 GPa , > 2000 K ) fabrikasi . Polimorf ini memiliki bentuk struktur atom N membentuk kubik.
struktur di mana dua pertiga dari atom Si menempati lubang oktahedral dan sepertiga menempati lubang tetrahedral. Spinels oksida yang kita bahas , terdapat ion logam dalam 2 dan 3 keadaan oksidasi ,yaitu ( AII ) ( BIII ) 2O4 . 
Dalam γ - Si3N4 , semua atom Si berada dalam keadaan tunggal ( +4 ) oksidasi . Bahan lain yang keras adalah Si2N2O , terbuat dari Si dan SiO2 bawah N2 / Ar pada suasana 1700 K ; itu membuat jaring heksagonal dari atom Si dan N secara bergantian  , ini terkait dengan ikatan Si- O -Si .
 
 
5.      Silikat
Si merupakan unsur kunci dari dunia mineral sebagaimana C merupakan unsur kunci dalam kehidupan.sebagian besar silikat sangat tidak larut dalam air, hanya silikat dari logam alkali yang sederhana ang larut dalam ai. Sifat umum dari mineral silikat adalah kekompleksan anion silikatnya. Namun sebenarnya anion anion kompleks tersebut berasal dari unit struktur dasar yang sama, yaitu susunan tetrahedral sederhana dari 4 atom O disekitar atom pusat Si. Tetrahedral ini dapat berupa unit terepisah, bergabung membentuk lembaran atau membentuk kerangka 3 dimensi sehingga terdapat beberapa kelompok silikat.
a.    Ortosilikat
Silikat ini tersusun atas satuan satuan SiO44-  berbentuk tetrahedral seperti pada gambar
20151112_140647.jpg
Silikat ini dijumpai dlam mineral willemit Zn2SiO4, fenasi Be2SiO4, fersterit Mg2SiO4, zirkon ZrSiO4, dan olivin (Mg,Fe)2SiO4.
b.      Pirosilikat
Pirosilikat merupakan gabungan dari 2 tetrahedral yang membentuk ion ( Si2O7)6-. Contoh mineral siikat yang telah dikenal dari kelompok ini adalah tertoveltit Sc2(Si2O7)dan hemimorfit Zn4(OH)(Si2O7).H2O
20151112_140715.jpg
c.       Silikat siklis
Jika atom oksigen dalam setiap tetrahedral digunakan bersama oleh dua satuan , maka akan diperoleh dua struktur silikat siklis, dengan rumus umum (SiO32n-)n. Jika n=3 diperoleh Si3O96- terdapat dalam mineral wollastonit Ca3(Si3O9) dan benitoit BaTi(Si3O9), sedang jika n=6 diperoleh Si6O1812- yang terdapat dalam mineral beril Be3Al2(Si6O18).
20151112_140749.jpg






d.      Silikat rantai
Jika satuan satuan tetrahedral digabungkan menggunakan dua atom oksigennya, maka akan dihasilkan rantai sederhana (piroksen) dengan rumus umum (SiO32n)n, yang dijumpai dalam mineral enstatit MgSiO3 dan spodumen LiAl(SiO3)2. Jika rantai sederhana digabungkan maka akan dihasilkan rantai ganda atau amfibol dengan rumus (Si4O116n-)n , misalnya termolit yang memiliki rumus molekul CO2Mg5Si4O11(OH)2 silikat amfibol selalu  memiliki gugus hidroksil yang mengikat ion logam. Mineral asbes berasal dari silikat amfibol yang dihasilkan dengan menghilangkan logam atau karbon dalam termolit secara isomorfis. Mineral asbes yang memiliki nilai ekonomis adalah krisotil Mg3(OH)4Si2O5.
e.       Silikat lapis
Silikat ini terbentuk karena penggabungan satuan satuan tetrahedral menggunakan bersama 3 atom oksigen sehingga terbentuk lapisan dua dimensi takberhingga. Silikat ini memiliki rumus empiris (Si2O52n-)n satu lapisan dengan lapisan yang lain dalam silikat lapis diikat oleh gaya elektrostatis yang berasal dari ion logam yang ada. Karena gaya elektrostatis tidak sekuat ikatan Si-O dalam lapsan silikat, maka mineral yang terbentuk terbagi dalam lembaran-lembaran yang tipis. Mineral mineral silikat dalam kelompok ini meliputi lempung aluminosilikat dan mika. Dua contoh mineral lempug yag dikenal adalah mineral talk (Mg3(OH)2Si4O10) dan kaolin Al2(OH)4(Si2O5). Jika atom Si digantikan oleh alumunium dan logam alkali, maka didapat logem yang lebih keras, seperti Kal2(OH)2(Si3AlO10).
20151112_140819.jpg
f.       Silikat tiga dimensi
Silikat ini terbentuk karena penggabungan satuan tetrahedral menggunakan keempat atom oksigennya sehingga mempunyai susunan kristal tanpa adanya penggantian Si dengan logam. Rumus umum silikat ini adalah SiO2(kuarsa, tridimit dan kristobalit). Penggantian Si4+ oleh Al3+ dalam kisi kristal SiO2 memerlukan tambahan ion logam untuk menjaga agar kenetralah listrik dalam kristal tidak berubah. Beberapa mineral yang didapat dari penggantian ini adalah feldspar, zeolit dan ultramarin.
7.      Polimer Silikon
Silikon memiliki stabilitas termal dan oksidatif yang baik , bertahan pada suhu tinggi dan rendah , anti air yang sangat baik ,memiliki sifat dielektrik yang baik ,dapat bertahan lama terhadap iradiasi ultraviolet dan pelapukan .
silikon dapat dibuat sebagai cairan ( minyak ) , gemuk , emulsi , elastomer ( karet ) dan resin .
Minyak silikon yang dibuat oleh goncangan proporsi yang sesuai [ O(SiMe3 ) 2 ] dan [ peredaran ( Me2SiO ) 4 ] dengan jumlah kecil dari 100 % H2SO4 ; ini merandomisasi rantai siloksan dengan berulang kali memutuskan rantai Si - O untuk membentuk HSO4 ester dan kemudian membentuk kembali rantai Si - O baru dengan menghidrolisa kelompok ester .
                                    Screenshot_2015-11-15-16-39-16.png
Berat molekul polimer yang dihasilkan hanya bergantung pada proporsi awal dari kelompok rantai terakhir ( Me3SiO and Me3Si- ) dan pembentukan kelompok rantai ( -Me2SiO- ) dari dua komponen . Viskositas pada suhu kamar biasanya dalam kisaran 50-300000 kali dari air dan perubahan hanya perlahan-lahan dengan suhu .
Cairan ini digunakan sebagai media isolasi dielektrik , minyak hidrolik dan cairan kompresibel untuk pegas cair. Minyak metil silikon murni adalah pelumas yang baik pada beban ringan namun tidak dapat digunakan untuk roda gigi baja dan poros karena mereka tidak mengandung kelompok pembentuk lapisan polar dan terlalu mudah hancur pada tekanan tinggi .
Kegunaan lain adalah sebagai media yang perpindahan panas di pemandian air panas dan sebagai komponen pada pemoles mobil , tabir surya , lipstik dan formulasi kosmetik lainnya .
Tegangan permukaan rendah mengarah ke penggunaan luas mereka sebagai antifoams dalam pencelupan tekstil , proses fermentasi dan pembuangan limbah : sekitar 10-2 untuk 10-4 % sudah cukup untuk aplikasi ini . Demikian juga lengkap non - toksisitas yang memungkinkan mereka untuk digunakan untuk mencegah buih di minyak goreng , pengolahan jus buah dan produksi keripik kentang
Elastomer silikon ( karet ) yang diperkuat dimethylpolysiloxanes linear dari berat molekul yang sangat tinggi ( 5x10-5 – 10-7 ) memperkuat alat, dimana karet yang kental tidak berguna . biasanya diasapi silika ( p . 345 ) .
Polimerisasi dapat acidcatalysed tapi KOH menghasilkan karet dengan sifat fisik yang superior ; dalam kedua kasus perawatan teliti harus dilakukan untuk menghindari adanya prekursor kelompok rantai -blocking [Me3Si - O-] atau silang kelompok [ MeSi ( -O- ) 3 ] . 
Komposisi karet silikon yang diperkuat dapat " divulkanisir " oleh oksidatif silang menggunakan 1-3 % dari benzoil peroksida atau reagen yang sama ; campuran dipanaskan sampai 150o selama 10 menit pada saat tekanan atau molding dan kemudian diasapi selama 1 -10 jam pada 250o .
Atau, dan lebih elegan . proses dapat dicapai pada suhu kamar atau sedikit di atas dengan memasukkan sedikit konsentrasi dari kelompok Si - H yang dapat katalitik dengan sebelumnya ditambahkan  kelompok Si - CH = CH2 dalam rantai yang berdekatan .
Sekali lagi, silang 1 - komponen karet silikon yang mengandung acetoxy kelompok dapat segera dilakukan pada suhu kamar dengan paparan kelembaban .
Karet tersebut umumnya memiliki 1 garis penghubung untuk setiap 100-1000 Si atom dan tak tertandingi oleh karet sintetis atau alami lainnya dalam mempertahankan kelembaman mereka , fleksibilitas , elastisitas dan kekuatan hingga 250o dan turun ke -100o .
Mereka digunakan dalam kabel , segel statis dan berputar ,pengikat, penggulung,rol,  industri segel dan perekat , pita isolasi listrik , stop kontak konektor , masker oksigen , tabung medis , pakaian luar angkasa , pembuatan katup pada implan hati . dan lain-lain.
Resin silikon disusun oleh menghidrolisis fenil tersubstitusi dikloro- dan trikloro - silana dalam toluena . Kelompok Ph meningkatkan stabilitas panas , fleksibilitas , dan kemungkinan proses dari resin .
Campuran dihidrolisis dicuci dengan air untuk menghilangkan HCI dan kemudian sebagian dipolimerisasi ke tahap kontrol dengan hati-hati di mana resin masih larut .
 Hal ini dalam bentuk bahwa resin biasanya diterapkan . setelah itu silang akhir ke jaringan siloksan 3D dipengaruhi oleh pemanasan untuk 200o dengan adanya logam berat atau katalis amonium kuaterner untuk menyingkat kelompok silanol . 
 
Screenshot_2015-11-15-16-40-26.png
                      
Resin silikon yang digunakan dalam isolasi peralatan listrik dan mesin , dan elektronik sebagai laminasi untuk dicetak papan sirkuit , mereka juga digunakan untuk enkapsulasi komponen seperti resistor dan sirkuit terpadu dengan cara transfer molding .     
8.       Kegunaan

8.1.    Kegunaan Karbon

Berikut adalah beberapa kegunaan umum unsur karbon :

1. Digunakan sebagai unsur dekoratif dalam barang-barang perhiasan.
2. Bahan bakar fosil seperti gas metana, minyak mentah, bensin, dan diesel mengandungpersentase tinggi karbon. Bahkan gas memasak yang kita gunakan adalah hidrokarbon.
3. Karbon digunakan sebagai dasar pelarut untuk tinta yang digunakan dalam printer inkjet.
4. Unsur ini digunakan dalam industri otomotif sebagai pigmen hitam.
5. Plastik merupakan polimer karbon.
6. ‘Vegetable carbon’ atau karbon aktif sering digunakan sebagai agen pemutih atau penyerap gas yang banyak digunakan dalam sistem filtrasi.
7. Karbon (dalam bentuk karbon dioksida) juga digunakan dalam minuman bersoda, alat pemadam kebakaran, dan bahan pembuat es kering.
8. Barang sehari-hari seperti parfum, semir sepatu, dan kertas karbon menggunakan karbon.
9.  Dalam metalurgi, karbon monoksida digunakan sebagai agen pereduksi untuk memperoleh unsur dan senyawa lainnya.
10. Karbon dalam bentuk ‘freon’ digunakan dalam alat dan sistem pendingin.
11. Banyak pemotong logam dan alat-alat tahan panas diproduksi dari karbon.
12. Salah satu bahan yang paling berlimpah yaitu plastik, dihasilkan dari polimer karbon sintetis.

8.2.    Kegunaan Silikon

1.     Silikon dioksida secara luas digunakan dalam pembuatan kaca dan batu bata.
2.     Silica gel, bentuk koloid silikon dioksida, mudah menyerap kelembaban dan digunakan sebagai desikan.
Silikon membentuk senyawa yang berguna lainnya. Silikon karbida (SiC) hampir sekeras berlian dan digunakan sebagai abrasif.
3.     Natrium silikat (Na2SiO3), juga dikenal sebagai gelas air, digunakan dalam produksi sabun, perekat dan sebagai pengawet telur.
4.     Silikon tetraklorida (SiCl4) digunakan untuk membuat layar asap.
5.     Silikon juga merupakan unsur penting dalam silikon, kelas bahan yang digunakan untuk hal-hal seperti pelumas, agen polishing, isolator listrik dan implan medis.
Bahan-bahan yang mengandung silikon yang dikenal baik :
a. Keramik.
b. Semen
c. Kaca

d. Silikon
e. Zeolit




  

                                                                  BAB III
                               KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1.         Karbon merupakan unsur utama dalam senyawa organik dan anorganik yang begitu banyak jumlah dan jenisnya.
2.         Karbon sangat tidak reaktif, karbon jarang bereaksi di bawah kondisi yang normal.
3.      Atom karbon dapat membentuk empat ikatan kovalen karena atom karbon memiliki 4 elektron valensi.
4.         Unsur karbon dapat membentuk ikatan-ikatan kimia yang kuat, baik sebagai ikatan tunggal, ikatan rangkap atau sebagai ganda tiga.
5.         Teknik ekstraksi unsur karbon dapat dibuat dengan mereaksikan coke dengan silica SiO2 pada suhu 2500oC, karbon aktif dibuat dengan kulit singkong dan tempurung kelapa dengan proses aktivasi dan karbonisasi.
6.         Pembentukan senyawa unsur karbon dengan unsur lain yaitu karbon monoksida(CO), karbon dioksida(CO2), karbonat dan bikarbonat, .
7.         Sifat kimia yang lain dari karbon berdasarkan bentuk alotrop antara lain intan, grafit, grafena, fuleren dan karbon amorfos.
8.         Silikon membentuk 28% kerak bumi dalam jumlah berat, dan merupakan unsur terbanyak kedua, setelah oksigen.     Silikon dikulit bumi terdapat dalam berbagai bentuk silikat, yaitu senyawa silikon dengan oksigen.
9.          Kereaktifan silikon sama halnya dengan boron dan karbon yaitu sangat tak reaktif pada suhu biasa.

                          DAFTAR PUSTAKA
Fessenden,R.J dan Fessenden,J.S.1992.Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Greenwood, N.N.and A.Earnshaw.1997 .Chemisty Of the Elements edisi ke 2. Oxford : University Of Leeds, U.K
Housecroft Chaterine E.and Alan G.Sharpe.2007. Inorganic Chemistry edisi ke 3. England : Prentice Hall
Keenan, Charles W. 1984. Kimia untuk Universitas. Jakarta: Erlangga

Suyanta. 2013. Buku Ajar Kimia Unsur.Yogyakarta : Universitas Gajah Mada

2 komentar:

  1. Titanium Stone
    The most titanium quartz meaning important titanium engine block aspect of the iron ore mining industry is their copper oxide. This is the iron ore ore thunder titanium lights deposits in the country that the company provides to $2.00 · titanium flask ‎In titanium vs stainless steel apple watch stock

    BalasHapus