Rabu, 29 Juni 2016
Kamis, 02 Juni 2016
LAJU REAKSI
Definisi laju reaksi
Ukuran jumlah zat dalam reaksi kimia umumnya dinyatakan sebagai konsentrasi molar atau molaritas (M), dengan demikian maka laju reaksi menyatakan berkurangnya konsentrasi pereaksi atau bertambahnya konsentrasi zat hasil reaksi setiap satu satuan waktu (detik). Satuan laju reaksi dinyatakan dalam satuan mol dmˉ³ detˉ¹ atau mol /liter detik.
Pembahasan
a. Kemolaran
Kemolaran adalah satuan konsentrasi larutan yang menyatakan banyaknya mol zat terlarut dalam 1 liter larutan
Kemolaran (M) sama dengan jumlah mol (n) zat terlarut dibagi volume (v) larutan
Kemolaran (Molaritas) dinyatakan dengan lambang M, adalah jumlah mol zat terlarut dalam setiap liter larutan.
M = n/V
| M = gr/mr x 1000/mL |
M = gram/mr x L
| M= ( % x p x 10 ) x 1/M |
Pengenceran larutan
Larutan pekat (mempunyai kemolaran besar) dapat diencerkan dengan menambah volum pelarut, sehingga akan diperoleh larutan yang lebih encer (kemolarannya kecil).
pada pengenceran berlaku rumus :
V1 M1 = V2 M2 V1 = volum sebelum pengenceran
M1 = kemolaran sebelum pengenceran
V2 = volum sesudah pengenceran
M2 = kemolaran sesudan pengenceran
dimana:
V1M1 : volume dan konsentrasi larutan asal
V2 M2 : volume dan konsentrasi hasil pengenceran
Volum pelarut yang ditambahkan = V2 – V1
pada pengenceran hanya terjadi pertambahan volum, sedang jumlah zat terlarut tetap, maka M2 < M1
b. Konsep Laju Reaksi
Laju reaksi menyatakan laju perubahan konsentrasi zat-zat komponen reaksi setiap satuan waktu:
V = selisih M / t
• Laju pengurangan konsentrasi pereaksi per satuan waktu
• Laju penambahan konsentrasi hasil reaksi per satuan waktu
• Perbadingan laju perubahan masing-masing komponen sama dengan perbandingan koefisien reaksinya
Pada reaksi :
N2(g) + 3 H2(g) -> 2 NH3(g)
Laju reaksi :
- laju penambahan konsentrasi NH3
- laju pengurangan konsentrasi N2 dan H2.
c. Pengertian Laju Reaksi
Laju reaksi adalah perbandingan perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi terhadap perubahan waktu.
Pada reaksi : A (Reaktan) ¬> B (Produk)
Laju Reaksi didefinisikan sebagai :
¶ Berkurangnya konsentrasi A(reaktan) tiap satuan waktu
¶ Bertambahnya konsentrasi B(produk) tiap satuan waktu
Untuk persamaan reaksi: pA + qB ¬> mC + nD
V = k [A]x[B]y
Keterangan :
V = Laju Reaksi
K = tetapan laju reaksi
[ ] = konsentrasi zat
X = orde/tingkat reaksi terhadap A
Y = orde/tingkat reaksi terhadap B
x + y = orde/tingkat reaksi keseluruhan
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
1. Luas permukaan sentuhan/ Ukuran partikel
“Luas permukaan mempercepat laju reaksi karena semakin luaspermukaan zat, semakin banyak bagian zat yang saling bertumbukan dan semakin besar peluang adanya tumbukan efektif menghasilkan perubahan”.
“Semakin luas permukaan zat, semakin kecil ukuran partikel zat. Jadi semakin kecil ukuran partikel zat, reaksi pun akan semakin cepat”.
2. Konsentrasi
Konsentrasi mempengaruhi laju reaksi, karena banyaknya partikel memungkinkan lebih banyak tumbukan, dan itu membuka peluang semakin banyak tumbukan efektif yang menghasilkan perubahan.
“Hubungan kuantitatif perubahan konsentrasi dengan laju reaksi tidak dapat ditetapkan dari persamaan reaksi, tetapi harus melalui percobaan”.
Dalam penetapan laju reaksi ditetapkan yang menjadi patokan adalah laju perubahan konsentrasi reaktan. Ada reaktan yang perubahan konsentrasinya tidak mempengaruhi laju reaksi:
3.Suhu
Kenaikan suhu dapat mempercepat laju reaksi karena dengan naiknya suhu energi kinetik partikel zat-zat meningkat sehingga memungkinkan semakn banyaknya tumbukan efektif yang menghasilkan perubahan
Hubungan Kuntitatif perubahan suhu terhadap laju reaksi:
Hubungan ini ditetapkan dari suatu percobaan, misal diperoleh data sebagai berikut:
Suhu (oC)
|
Laju reaksi (M/detik)
|
10
20
30
40
t
|
0,3
0,6
1,2
2,4
Vt
|
4. Katalis
Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri. Suatu katalis berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk. Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah. Katalis mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi. Katalis dapat dibedakan ke dalam dua golongan utama: katalis homogen dan katalis heterogen. Katalis heterogen adalah katalis yang ada dalam fase berbeda dengan pereaksi dalam reaksi yang dikatalisinya, sedangkan katalis homogen berada dalam fase yang sama. Satu contoh sederhana untuk katalisis heterogen yaitu bahwa katalis menyediakan suatu permukaan di mana pereaksi-pereaksi (atau substrat) untuk sementara terjerat. Ikatan dalam substrat-substrat menjadi lemah sedemikian sehingga memadai terbentuknya produk baru. Ikatan atara produk dan katalis lebih lemah, sehingga akhirnya terlepas. Katalis homogen umumnya bereaksi dengan satu atau lebih pereaksi untuk membentuk suatu perantarakimia yang selanjutnya bereaksi membentuk produk akhir reaksi, dalam suatu proses yang memulihkan katalisnya. Berikut ini merupakan skema umum reaksi katalitik, di mana C melambangkan katalisnya:
A + C → AC (1)
B + AC → AB + C (2)
Meskipun katalis (C) termakan oleh reaksi 1, namun selanjutnya dihasilkan kembali oleh reaksi 2, sehingga untuk reaksi keseluruhannya menjadi :
A + B + C → AB + C
Beberapa katalis yang pernah dikembangkan antara lain berupa katalis Ziegler-Natta yang digunakan untuk produksi masal polietilen dan polipropilen. Reaksi katalitis yang paling dikenal adalah proses Haber, yaitu sintesis amoniak menggunakan besi biasa sebagai katalis. Konverter katalitik yang dapat menghancurkan produk emisi kendaraan yang paling sulit diatasi, terbuat dari platina dan rodium. 4. Molaritas Molaritas adalah banyaknya mol zat terlarut tiap satuan volum zat pelarut. Hubungannya dengan laju reaksi adalah bahwa semakin besar molaritas suatu zat, maka semakin cepat suatu reaksi berlangsung. Dengan demikian pada molaritas yang rendah suatu reaksi akan berjalan lebih lambat daripada molaritas yang tinggi. Hubungan antara laju reaksi dengan molaritas adalah: V = k [A]m [B]n dengan: • • • • V = Laju reaksi k = Konstanta kecepatan reaksi m = Orde reaksi zat A n = Orde reaksi zat B
Ada 2 jenis katalis :
- Katalis aktif yaitu katalis yang ikut terlibat reaksi dan pada akhir rekasi terbentuk kembali.
- Katalis pasif yaitu katalis yang tidak ikut bereaksi, hanya sebagai media reaksi saja
ORDE REAKSI
Pangkat perubahan konsentrasi terhadap perubahan laju disebut orde reaksi
- Ada reaksi berorde O, dimana tidak terjadi perubahan laju reaksi berapapun perubahan konsentrasi pereaksi.
- Ada reaksi berorde 1, dimana perubahan konsentrasi pereaksi 2 kali menyebabkan laju reaksi lebih cepat 2 kali.
- Ada reaksi berorde 2, dimana laju perubahan konsentrasi pereaksi 2 kali menyebabkan laju reaksi lebih cepat 4 kali, dst.
Untuk reaksi
A + B → C
Rumusan laju reaksi adalah :
V = k [A]m [B]n
Dimana :
k = tetapan laju reaksi
m = orde reaksi untuk A Orde reakasi total = m + n
n = orde reaksi untuk B
Langkah-langkah penentuan orde reaksi yaitu sebagai berikut.
1. Memilih 2 data percobaan yang salah satunya mempunyai konsentrasi yang sama.
2. Bandingkan 2 data percobaan tersebut dengan memasukkannya ke dalam persamaan umum laju reaksi.
1. Memilih 2 data percobaan yang salah satunya mempunyai konsentrasi yang sama.
2. Bandingkan 2 data percobaan tersebut dengan memasukkannya ke dalam persamaan umum laju reaksi.
e. Teori Tumbukan
Tumbukan yang menghasilkan zat baru adalah tumbukan efektif. Tumbukan efektif dapat dicapai jika :
- Molekul-molekul memiliki energi yang cukup agar dapat mulai bereaksi dengan memutuskan ikatan kimia lawan, dan molekul itu sendiri ikatan kimianya akan putus karena tumbukan dari molekul lain lawan. Energi yang diperlukan ini dinamakan energi aktivasi (Ea), yaitu sejumlah energi minimum yang diperlukan oleh suatu zat untuk memulai reaksi.
- Posisi tumbukan harus tepat mengenai sasaran, sehingga ikatan kimia lawan dan molekul itu sendiri dapat putus. Jadi putusnya ikatan kimia memerlukan 2 hal penting, yaitu tumbukan dengan Ea dan posisi yang tepat. Perhatikan gambar di atas, walaupun energi cukup, namun jika posisinya tidak tepat, tidak semua energi mengenai ikatan, sehingga terjadi pemborosan energi. Sebaliknya walaupun posisinya tepat mengenai sasaran, namun jika energi molekul belum mencapai Ea, tumbukannya akan pelan, sehingga gaya tarik pada ikatan kimia tidak dapat diputus.
Kesimpulan
Berdasarkan penjalasan diatas dapat disimpulkan :
1. Laju reaksi adalah perbandingan perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi terhadap perubahan waktu
2. Konsentrasi mempengaruhi laju reaksi, karena banyaknya partikel memungkinkan lebih banyak tumbukan, dan itu membuka peluang semakin banyak tumbukan efektif yang menghasilkan perubahan.,“Hubungan kuantitatif perubahan konsentrasi dengan laju reaksi tidak dapat ditetapkan dari persamaan reaksi, tetapi harus melalui percobaan”. Dalam penetapan laju reaksi ditetapkan yang menjadi patokan adalah laju perubahan konsentrasi reaktan.Senyawa Karbon dan Silikon
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Terdapat berbagai unsur di alam ini,
salah satunya adalah unsur karbon
dan silikon. Karbon dan silikon mempunyai keunikan tersendiri. Keunikan unsur karbon adalah kecenderungannya
secara alamiah mengikat dirinya sendiri dalam rantai-rantai atau cincin-cincin,
tidak hanya dengan ikatan tunggal (C-C) tetapi juga mengandung ikatan ganda
(C=C) atau (C≡C). Karbon terdapat dalam kerak bumi, baik dalam keadaan bebas
maupun dalam bentuk senyawa. Senyawaan-senyawaan alamiah karbon yang utama
adalah zat-zat organik yang terbentuk dalam jaringan tubuh makhluk hidup, baik
tumbuhan maupun hewan, dan dalam bahan yang berasal dari benda hidup, seperti
arang dan minyak bumi.
Silikon
merupakan unsur kedua paling berlimpah di bumi setelah oksigen yaitu mencakup
28 % dari kandungan kerak bumi. Silikon tidak ditemukan bebas di alam,
melainkan ditemukan hanya dalam senyawaan seperti silikat dan silikon dioksida
(silika). Bentuk silikon dioksida dapat ditemukan pada pasir, kuarsa dan serbuk
batuan. Sedangkan bentuk silikat dapat ditemukan diantaranya pada granit,
lempung dan mika. Serbuk silikon murni terdapat sebagai kepingan dalam emas dan
letusan gunung berapi.
Suatu sifat
kimia yang penting dari karbon dan silikon adalah kecenderungannya untuk
membentuk molekul yang sangat besar. Atom-atom karbon bergabung satu sama lain
dengan membentuk rantai atom yang tak terbatas ragamnya. Atom karbon juga
cenderung membentuk ikatan kovalen tunggal, ikatan kovalen rangkap dua, dan
ikatan kovalen rangkap tiga. Sedangkan silikon cenderung membentuk hanya ikatan
tunggal. Oleh karena
itu untuk lebih memahami mengenai karbon dan silikon maka ditulislah makalah
ini.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah
dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana kelimpahan
unsur karbon dan silikon di alam?
2.
Bagaimana sifat fisik
dan sifat kimia dari unsur karbon dan silikon?
3.
Bagaimana
perbandingan sifat homopolar karbon dan silikon ?
4.
Bagaimana isolasi
unsur karbon dan silikon ?
5.
Bagaimana alotropi
karbon dan silikon ?
6.
Bagaimana reaksi-reaksi dan senyawaan unsur karbon dan silikon
serta deret alkana dan silana ?
7.
Bagaimana polimer
pada silikon ?
8.
Apakah kegunaan
unsur karbon dan silikon ?
1.3
Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk
mengetahui kelimpahan unsur karbon dan silikon di alam.
2. Untuk
mengetahui sifat fisik dan sifat kimia dari unsur karbon dan silikon.
3. Untuk mengetahui perbandingan sifat homopolar karbon dan
silikon.
4. Untuk
mengetahui cara isolasi unsur karbon dan silikon.
5. Untuk mengetahui alotropi karbon dan silikon.
6. Untuk
mengetahui reaksi-reaksi dan senyawaan
pada unsur karbon dan silicon serta deret
alkana dan silana.
7. Untuk mengetahui polimer pada silikon .
8. Untuk mengetahui kegunaan unsur karbon dan sili
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Sumber dan Kelimpahan
1.1.
Senyawa Karbon
Karbon adalah salah satu unsur
yang terdapat dialam dengan simbol dalam sistem periodik adalah “C”. Karbon merupakan unsur ke-19 yang paling banyak
terdapat di kerak bumi, baik dalam keadaan
bebas maupun dalam bentuk senyawa,
dan menjadi unsur paling banyak ke-4 di jagat raya setelah hidrogen, helium,
dan oksigen. Keberadaan karbon di alam terjadi dalam dua wujud, yang pertama
dalam wujud mineral dan yang kedua dalam wujud grafit.
Karbon ditemukan baik di air,
darat, dan atmosfer bumi, dan didalam tubuh makhluk hidup. Senyawaan-senyawaan
alamiah karbon yang utama adalah zat-zat organik yang terbentuk dalam jaringan
tubuh makhluk hidup, baik tumbuhan maupun hewan, dan dalam bahan yang berasal
dari benda hidup, seperti arang dan minyak bumi. Karbon juga terdapat dalam senyawa organik komersial,
misalnya senyawa asam asetat (CH3COOH) dan freon (CFC). Senyawa
karbon lainnya adalah senyawaan karbon
anorganik yaitu karbon dioksida dan batuan karbonat, terutama kalsium karbonat
(CaCO3). Karbonat dari unsur II A lainnya dikenal baik sebagai
mineral : masing-masing magnesium, stronsium, dan barium karbonat.
Karbon dioksida terdapat di atmosfer (300 ppm),
dalam gas-gas vulkanik, dan dalam larutan super jenuh dari mata air tertentu.
Pada proses fermentasi, kalsinasi batu kapur, dan semua bentuk pembakaran
karbon dan senyawaan karbon akan membentuk karbon dioksida dengan skala besar.
Karbon dioksida banyak ditemukan dalam air dari beberapa geiser (sumber air
panas) dan mata air mineral. Saat ini, konsentrasi karbon dioksida di atmosfer
makin meningkat karena aktivitas industri dan pertanian yang tinggi.
1.2. Senyawa
Silikon
Silikon merupakan salah satu unsur metaloid dengan nomor atom 14 dan
terdapat pada periode 3 golongan IV A. Silikon membentuk 28% kerak bumi dalam jumlah berat,
dan merupakan unsur terbanyak kedua, setelah oksigen. Silikon tidak ditemukan
bebas di alam. Silikon terdapat dalam bentuk senyawa oksida silika SiO2,
dan mineral yang disebut silikat.
Kristal SiO2 murni
mudah kita jumpai yang dikenal dengan nama pasir atau kuarsa, sedangkan Kristal
SiO2 yang tidak murni (dengan runutan bahan kotoran, di antaranya
adalah agata (akik), oniks, opal, batu kecubung (ametis), dan flint.
Granit, hornblende, asbestos, feldspar, tanah liat, mica, dsb merupakan contoh beberapa
mineral silikat.
Silikon memiliki 14 isotop yang
setengah-hidup diketahui, dengan nomor massa 22-36. Dari jumlah tersebut, tiga
yang stabil, yaitu 28Si (92.23%), 29Si (4.67%), dan
30Si (3.10%). Sebab spin intinya I = 1/2, 29Si
digunakan dalam studi NMR senyawa silikon organik atau silikat (NMR padatan).
2.
Sifat Fisik dan Sifat Kimia
2.1. Sifat Fisik dan Kimia Senyawa
Karbon dan Silikon
Sifat
|
Karbon
|
Silikon
|
Fase
|
Solid
|
Solid
|
Massa Jenis
|
2,267g/cm3 (grafit)
3,513g/cm3 (intan)
|
2,33g/cm3
|
Titik Leleh
|
3730K
|
1639K
|
Titik Didih
|
5100K
|
3435K
|
Jari-jari atom
|
70 pm
|
|
Jari-Jari Kovalen
|
77 pm
|
117,59 pm
|
Keelektronegatifan
|
2,5
|
1,8
|
Dalam satu golongan dari atas ke
bawah maka semakin besar titik didih dan titik leleh nya , tetapi pada
karbon, memiliki titik leleh dan titik
didih yang lebih besar dibandingkan dengan silikon . Sifat ini merupaka anomali
pada karbon . Perbedaan titik didih dan titik leleh disebabka karena bentuk
padatan antara karbon ddan silikon berbeda , dan hubungannya dengan kerapatan ,
dimana kerapatan elektron pada karbon semakin besar sehingga menyebabkan titik
dedih dan titik leleh nya besar.
2.2.Sifat kimia
Karbon sangat tak reaktif pada suhu biasa. Apabila
karbon bereaksi, tidak ada kecenderungan dari atom-atom karbon untuk kehilangan
elektron-elektron terluar dan membentuk kation sederhana seperti C4+.
Ion ini akan mempunyai rapatan-rapatan muatan begitu tinggi sehingga
eksistensinya tidaklah mungkin. Karbon
memiliki kecenderungan untuk membentuk ikatan kovalen tunggal,
rangkap dua, dan rangkap tiga yang akan membentuk senyawa organik.
Contoh:
C2H6, C2H2, dan C2H4
Silikon merupakan metaloid, siap untuk memberikan atau berbagi 4 atom
terluarnya, sehingga memungkinkan banyak ikatan kimia. Kebanyakan asam (kecuali asam nitrat dan asam hidrofluorat)
tidak bereaksi dengan silikon. Silikon dengan 4 elektron valensinya mempunyai
kemungkinan untuk bergabung dengan elemen atau senyawa kimia lainnya pada
kondisi yang sesuai.
Silikon lebih reaktif dari karbon . Pada suhu tinggi silikon dapat
berikatan dengn halogen membentu senyawa
biner. Bila silikon
bereaksi, tak ada kecendrungan dari atom-atom silikon untuk kehilangan
elektron-elektron terluar dan membentuk kation sederhana seperti Si4+,
karena ion-ion kecil ini akan mempunyai rapatan muatan begitu tinggi. Namun
atom-atom ini biasanya bereaksi dengan persekutuan antara elektron mereka
membentuk ikatan kovalen. Bila dipanaskan dalam udara, unsur-unsur itu bereaksi
dengan oksigen dalam reaksi pembakaran yang sangat eksotermik untuk membentuk
oksida SiO2 yang bersifat asam.
Karbon dapat membentuk ikatan tunggal maupun ikatan rangkapdua dan rangkap
tiga , sedangkan pada silikon hanya dapat membentuk ikatan tunggal saja . Ini
dikarenakan untuk membentuk ikatan phi (rangkap) dibutuhkan jarak yang
dekat(ideal) . Pada karbon memiliki ukuran atom yang kecil sehingga jari-jari
atomnya pun semakin kecil, jadi jarak ikatan antara C dan C dekat sehingga
memungkinkan terbentuknya ikatan phi . Sedangkan silikon memiliki ukuran atom
yang besar sehingga jari-jari atomnya pun semakin besar , menyebabkan jarak
ikatan antara Si dan Si semakin jauh sehingga sulit untuk membentuk ikatan phi
.
3. Sifat homopolar (katenasi)
3.1. Sifat Katenasi pada Karbon dan
silikon
Dialam terdapat banyak sekali minyak bumi (Hidrokarbon) ,
dapat dikatakan pada minyak bumi rantai C nya sangat banyak yaitu >30 .
Sedangkan pada silikon ikatan nya hanya 16 . Sehingga Karbon lebih mudah untuk
berkatnasi atau berikatan dengan sesamnya dibandingkan dengan silikon yang
tidak dapat berikatan lebih dari 16.
Syarat agar suatu atom memiliki sifat katenasi adalah :
·
Valensinya minimal
dua
·
Kuat ikatan antara
sesama atom kira-kira sama dengan kuat ikatan antara atom dengan atom lain
·
Relatif lamban
teaksinya terhadap molekul atau ion lain.
Katenasi jarang ditemukan pada senyawa-senyawa silikon
karena ikatan antara Si – O jauh lebih kuat dibandingkan Si-Si sehingga silikon
bersifat heteropolar atau kurang berkatenasi .
4.
Isolasi
Unsur Karbon
4.1.
Karbon
Pembuatan karbon aktif
Karbon aktif merupakan bahan
kimia yang saat ini banyak digunakan dalam industri yang menggunakan proses
absorbsi dan purifikasi. Karbon aktif adalah nama dagang untuk arang yang
mempunyai porositas tinggi, dibuat dari bahan baku yang mengandung zat arang.
1. Pembutan karbon aktif dari kulit singkong
Kulit singkong mengandung karbon sekitar 59%. Proses
pembuatan
karbon aktif ini terdiri dari dua tahapan yaitu
aktivasi dan karbonasi.
·
Tahap
aktivasi
Kulit singkong kering diaktivasi secara kimia
menggunakan KOH 0,3 N selama 1 jam pada suhu 500 oC di dalam mixer
kemudian dikeringkan.
·
Tahap karbonisasi
Karbonasi dilakukan di dalam furnace elektrik (oksigen
terbatas) pada suhu (3000, 4500, 6000, dan 7500)oC selama 1, 2, dan
3 jam.
Uji kualitas dan kuantitas karbon aktif meliputi uji
kadar abu, kadar air, uji daya serap karbon aktif, dan yield (hasil). Bilangan
iodine optimal terbentuk pada temperatur karbonisasi 3000 oC dan
lamanya waktu karbonisasi 2 jam yaitu 606,589 mg/g dengan total kandungan kadar
abu 4,934%, kadar air 1,419%, dan yield 40,083% serta daya serap tinggi.
2. Pembutan karbon aktif dari tempurung kelapa
Pemilihan tempurung
kelapa sebagai bahan baku karbon aktif atas dasar kualitas yang dihasilkan
lebih baik dari bahan lain. Proses pembuatan karbon aktif dari bahan baku
tempurung kelapa terbagi menjadi dua tahapan utama yaitu karbonisasi dan
aktivasi.
· Proses pembuatan arang dari tempurung kelapa
(karbonisasi)
Tempurung kelapa dipanaskan tanpa udara dan tanpa
penambahan zat kimia. Tujuan karbonisasi adalah untuk menghilangkan zat
terbang. Proses karbonisasi dilakukan pada temperature 400-600 0C.
Hasil karbonisasi adalah arang
yang mempunyai kapasitas penyerapan rendah. Untuk mendapat karbon aktif dengan
penyerapan yang tinggi maka harus dilakukan aktivasi terhadap arang hasil
karbonisasi.
· Proses pembuatan karbon aktif dari arang (aktivasi)
Proses
aktivasi dilakukan dengan tujuan membuka dan menambah pori-pori pada karbon
aktif. Bertambahnya jumlah pori-pori pada karbon aktif akan meningkatkan luas
permukaan karbon aktif yang mengakibatkan kapasitas penyerapannya menjadi
bertambah besar. Proses aktivasi dapat dilakukan dengan dua metode yaitu teknik
aktivasi fisik dan teknik aktivasi kimia.
i. Teknik aktivasi fisik
Di lakukan dengan cara mengalirkan gas pengaktif
melewati tumpukan arang tempurung kelapa hasil karbonisasi yang berada dalam
suatu tungku.
ii.
Teknik
aktivasi kimia
Di lakukan dengan menambahkan
bahan baku dengan zat kimia tertentu pada saat karbonisasi. Zat itu seperti
ZnCl2, NaOH, KOH, H3PO4.
Ada tiga jenis karbon
aktif yang terbuat dari tempurung kelapa yang banyak dipasaran yaitu:
·
Bentuk
serbuk. Karbon aktif berbentuk serbuk dengan ukuran lebih kecil dari 0,18 mm. Terutama
digunakan dalam aplikasi fasa cair dan gas. Digunakan pada industry pengolahan
air minum, industry farmasi, terutama untuk pemurnian monosodium glutamate,
penghalus gula, pemurnian asam sitrat, pemurnian glukosa dan pengolahan zat
pewarna kadar tinggi.
·
Bentuk
Granular. Karbon aktif bentuk granular/tidak beraturan dengan ukuran 0,2 -5 mm.
Jenis ini umumnya digunakan dalam aplikasi fasa cair dan gas. Beberapa aplikasi
dari jenis ini digunakan untuk: pemurnian emas, pengolahan air, air limbah dan
air tanah, pemurni pelarut dan penghilang bau busuk. Karbon aktif itu mampu
menyerap 99,98 persen kandungan tembaga dalam air limbah.
·
Bentuk
Pellet. Karbon aktif berbentuk pellet dengan diameter 0,8-5 mm. Kegunaaan
utamanya adalah untuk aplikasi fasa gas karena mempunyai tekanan rendah,
kekuatan mekanik tinggi dan kadar abu rendah. Di gunakan untuk pemurnian udara,
control emisi, penghilang bau kotoran dan pengontrol emisi pada gas buang.
3. Karbon dibuat dari pembakaran hidrokarbon
Karbon juga dapat dibuat dari
pembakaran hidrokarbon atau yang lainnya dengan kondisi udara yang terbatas
sehigga terjadi pembakaran yang tidak sempurna.
Di dalam tubuh makhluk hidup
terdapat unsur karbon. Hal ini dapat dibuktikan secara sederhana dengan
membakar bahan-bahan yang berasal dari makhluk hidup, misalnya kayu, beras, dan
daging. Ketika dibakar, bahan-bahan tersebut akan menjadi arang (karbon).
Di dalam kehidupan sehari-hari,
karbon memang sangat berperan, terutama pada mahluk hidup. Sebagian besar
mahluk hidup mengandung atom karbon, ini dapat diketahui jika mahluk hidup
tersebut dibakar maka akan menyisakan zat yang berwarna hitam, seperti kayu
dibakar, binatang dibakar atau bahkan manusia yang terbakar. Zat hitam sisa
dari pembakaran itu adalah karbon.
4.2.
Isolasi Silikon
Silikon dapat dibuat dari silika
dengan cara sebagai berikut:
SiO2(s) + 2Mg(s)
2MgO(s)
+ Si(s)
Dalam bentuk kristalnya, silikon
adalah abu-abu atau hitam.
Silikon dibuat dari silika dengan
kokas sebagai reduktor. Campuran silika dan kokas dipanaskan dalam suatu tanur
listrik pada suhu sekitar 30000 C.
SiO2(s) + 2C(s) Si(l) + 2CO(g)
Pembuatan silikon ultra murni
dilakukan sebagai berikut. Mula-mula silikon biasa direaksikan dengan klorin
sehingga terbentuk silikon tetraklorida, suatu zat cair yang mudah menguap
(titik didih = 580oC)
Si(s) + 2Cl2(g) → SiCl4(l)
SiCl4 kemudian dimurnikan
dengan distilasi bertingkat. Selanjutnya, SiCl4 direduksi dengan
mengalirkan campuran uap SiCl4 dengan gas H2 melalui
suatu tabung yang dipanaskan. Dengan cara ini dapat diperoleh silikon ultra
murni yang pengotornya hanya sekitar 10 %. Reaksinya adalah sebagai berikut.
SiCl4(g) + 2H2(g) Si(s) + 4HCl(g)
Padatan Si yang terbentuk berupa
batangan yang perlu dimurnikan dengan
cara pemurnian zona (zona refining), seperti pada gambar pemurnian zona silikon. Pada pemurnian zona batangan silikon tidak
murni secara perlahan dilewatkan ke bawah melalui kumparan listrik pemanas yang
terdapat pada zona lebur. Karena pemanasan maka batang silikon tidak murni akan
mengalami peleburan.
Seperti pada sifat koligatif larutan
tentang pemurnian titik lebur larutan dimana titik lebut larutan adalah lebih
rendah dibandingkan titik lebur pelarut murni. Pemurnian silikon anolog dengan
hal tersebut, silikon murni di anggap sebagai pelarut sedangkan leburan silikon
yang mengandung pengotor dianggap sebagai larutan. Berdasarkan sifat koligatif
larutan maka titik lebur silikon murni akan akan lebih tinggi dibanding titik
lebur silikon yang tidak murni (bagian yang mengandung pengotor).
Hal ini menyebabkan pengotor
cenderung mengumpul disilikon yang mengandung pengotor (bagian atas pada zona
peleburan). Selama permurnian zona berlangsung maka bagian bawah yang merupakan
silikon murni akan bertambah banyak sedangkan bagian atas semakin sedikit.
Pengotor yang ada akan terkonsentrasi pada bagian yang sedikit tersebut.
Setelah leburan mengalami pembekuan
maka akan diperoleh suatu batangan dimana salah satu ujung merupakan silikon
paling murni sedangkan silikon yang lain merupakan silikon yang dipenuhi dengan
pengotor atau bagian silikon yang paling tidak murni. Walaupun demikian
terkadang bagian yang paling murni dari silikon ada pada bagian atas sedangkan
bagian yang paling tidak murni berada pada bagian bawah. Bagian yang tidak
murni dan tidak murni dapat dipisahkan dengan cara pemotongan.
5.
Sifat-Sifat
Lain (Alotropi)
5.1.
Karbon
Adapun
sifat-sifat lain dari unsur karbon berdasarkan bentuk alotrop. Alotrop
adalah sifat sejumlah tertentu unsur dimana unsur ini mampu berada dalam dua
tau lebih bentuk, pada setiap alotrop atom-atom unsur tersebut berikatan dengan
cara yang berbeda sehingga membentuk modifikasi struktur yang berbeda
pula. Berbagai macam alotrop karbon adalah:
a) Grafit
Grafit memiliki hibridisasi sp2 . Karena mengikat 3 atom
C lain. Grafit berstruktur lapisan yang terdiri atas cincin atom karbon
beranggotakan 6 yang mirip cincin benzen yang terkondensasi tanpa atom
hidrogen. Jarak karbon-karbon dalam lapisan adalah 142 pm dan ikatannya memiliki
karakter ikatan rangkap analog dengan senyawa aromatik. Karena jarak antar
lapisan adalah 335 pm dan lapis-lapis tersebut diikat oleh ikatan yang relatif
lemah yakni gaya van der Waals, lapisan-lapisan ini dengan mudah akan saling
menggelincir bila dikenai gaya. Hal inilah yang merupakan asal mula sifat
lubrikasi grafit. Berbagai molekul, seperti logam alkali, halogen, halida
logam, dan senyawa organik dapat menginterkalasi lapisan grafit dan membentuk
senyawa interkalasi. Grafit memiliki sifat semi-logam, konduktivitasnya (10-3
Ωcm paralel dengan lapisan dan hantarannya sekitar 100 kali lebih kecil dalam
arah tegak lurus lapisan).
Struktur Grafit
b) Intan
Intan berhibridisasi sp3 dimana mengikat 4 atom C lain. Strukturnya disebut struktur intan. Sel satuan intan terdiri atas
8 atom karbon dan setiap atom karbon berkoordinasi 4 berbentuk tetrahedral.
Intan adalah zat terkeras yang dikenal, dengan kekerasan 10 Mhos. Intan dengan
hantaran panas sangat tinggi walaupun secara listrik bersifat insulator.
Walaupun dulunya sumber padatan yang berharga ini hanya yang terbentuk secara
alami, intan industrial kini secara komersial banyak dihasilkan dengan proses
pada suhu tinggi (1200 oC atau lebih tinggi) dan tekanan tinggi (5 GPa atau
lebih) dari grafit dengan katalis logam. Akhir-akhir ini, lapis tipis intan
telah dibuat dengan pirolisis hidrokarbon pada suhu relatif rendah (sekitar 900
oC) dan tekanan yang juga relatif rendah (sekitar 102 Pa), dan digunakan untuk
penggunaan sebagai pelapis, dsb.
Gambar Struktur Intan
c) Fuleren
Fuleren berhibridisasi sp .Fuleren adalah nama generik untuk alotrop karbon 3 dimensi, dengan
molekul C60 yang berbentuk bola merupakan contoh khas. R. E.
Smalley, H. W. Kroto dkk mendeteksi C60 dalam spektrum massa produk
pemanasan grafit dengan laser pada tahun 1985, dan isolasi fuleren dari apa
yang disebut jelaga "soot"
dilaporkan pada 1991. Strukturnya adalah ikosahedral terpancung (di
sudut-sudutnya) dan antar atom karbonnya ada karakter ikatan rangkap. Fuleren
larut dalam pelarut organik, dalam benzen larutannya bewarna ungu. Biasanya,
fuleren diisolasi dan dimurnikan dengan kromatografi. Berbagai riset dalam
kereaktifan dan sifat fisik fuleren misalnya sifat super konduktornya
sangat populer. Selain C60, C70 dan karbon nanotube kini
juga menarik banyak minat riset.
Gambar
Struktur Fuleren (C60)
5.2. Alotrop Silikon
Dua alotrop silikon yang ada pada suhu kamar: amorf dan kristal. Amorf
muncul sebagai bubuk coklat sementara silikon kristal memiliki kilap logam dan
warna keabu-abuan. Kristal tunggal silikon kristal dapat tumbuh dengan proses
yang dikenal sebagai proses Czochralski. Kristal ini, ketika didoping dengan
unsur-unsur seperti boron, galium, germanium, fosfor atau arsenik, yang
digunakan dalam pembuatan perangkat elektronik, seperti transistor, sel surya,
rectifier dan microchip.
6.
Reaksi dan Senyawaan
6.1.
Reaksi kimia dan senyawaan
karbon :
a. Karbon
bereaksi langsung dengan Fluor, dengan reaksi sebagai berikut:
C
(s) + 2 F2 (g) CF4(g)
b. Reaksi karbon dengan udara
2C(s)
+ O2(g) 2CO(g)
C(s) + O2(g) CO2(g)
c.
Reaksi Karbon
dengan air
C(s)
+ H2O(g) CO(g) + H2(g)
d. Membentuk
asam oksi. Bila karbon dipanaskan dalam udara, unsur ini bereaksi dengan
oksigen membentuk CO2 dan jika CO2 ini bereaksi dengan
air akan membentuk asam karbonat.
CO2(g)
+ H2O(l) H2CO3(l)
Senyawaan
Karbon
1.
Oksida Karbon
a.
Karbon Monoksida
Bila bahan bakar yang mengandung-karbon (misalnya , kayu,
arang , bensin) dibakar dengan ada udara yang banyak , praktis semua karbon itu
bergabung dengan oksigen membentuk karbon dioksida, CO2, tetapi
sedikit sekali karbon monoksida , CO , terbentuk. Makin sedikit udara ( atau
oksigen) tersedia, makin besar jumlah relatif karbon monoksida yang terbentuk.
Juga pada suhu-suhu yang lebih tinggi, karbon dioksida cenderung bereaksi dengan karbon panas
CO2 + C 2CO
Karbon
monoksida mempunyai ikatan yang paling kuat dari antara molekul diantara
molekul diatom yang manapun. Ia isoelektronik dengan molekul nitrogen , dan
mempunyai ikatan rangkap tiga, C ≡ O : , seperti yang dipunyai N2.
Secara
komersial, karbon monoksida mempunyai beberapa kegunaan. Campuran gas yang
mengandung karbon monoksida, telah lama digunakan sebagai bahan bakar.
Sesungguhnya , lebih banyak panas dibebaskan ketika karbon monoksida terbakar
menjadi karbon dioksida dibanding ketika karbon terbakar menjadi karbon
monoksida:
C + O2 CO ΔH = -110,5 kJ
CO
+ O2 CO2 ΔH =
-283,0 kL
b.
Karbon Dioksida
Karbon
dioksida diproduksi dengan pembakaran bahan bakar yang umum, seperti arang,
minyak bumi dan kayu . Ia juga merupakan komponen nafas yang dikeluarkan oleh
hewan, karena dihasilkan dari oksidasi makanan dalam tubuh. Berada di atmosfer
sampai sebanyak kira-kira 0,03 persen , konsentrasinya bisa naik menjadi 1
persen dalam ruang yang penuh sesak orang .
Karbon
dioksida tak beracun, tetapi konsentrasi yang terlalu tinggi dalam udara ( 10
sampai 20 persen) adalah tak sehat , karena merendahkan konsentrasi oksigen dan
mempunyai efek fisiologis yang membahayakan (pingsan, ketidak-mampuan
otot-otot, alat pernafasan, dan perubahan dalam pH darah ). Bia pula
konsentrasi karbon dioksida justru terlalu kecil dalam sistem tubuh manusia .
Gas
ini dalam jumlah yang banyak , ditemukan dalam air dari beberapa geiser
(beberapa sumber air panas) dan mata air mineral. Atmosfer dalam gua atau
lembah dimana karbon dioksida merembes keluar dari cela-celah dalam tanah
mungkin berbahaya. Karena gas ini mempunyai rapatan yang tinggi (44 g/22,4 L
dibanding 29 g/22,4 L rapatan udara), ia cenderung untuk mengumpul
ditempat-tempat yang rendah . Gas ini bisa dituang dari bejana yang satu ke
bejana yang lainnya seperti suatu cairan ; ia bahkan bisa tinggal dalam gelas
pala terbuka untuk waktu yang singkta , sambil berdifusi dengan perlahan-lahan
kedalam udara.
Sementara
karbon dioksida terus-menerus masuk kedalam atmosfer dengan berbagai cara , ia
terus-menerus dihilangkan oleh fotosintesis dalam tumbuhan, oleh pembentukan
batuan karbonat, dan oleh pembentukam kulit binatang air. Saat ini, konsentrasi
karbon dioksida diatmosfer makin meningkat karena aktivitas industri dan
pertanian kita yang tinggi. Pembakaran bahan bakar menghasilkan 6 x 109
ton gas ini per tahun , pengrusakan hutan untuk menciptakan ladang-ladang
garapan ,telah mengurai kapasitas biosfer untuk menggunakan karbon dioksida
dengan sekitar 2 x 109 ton per tahun, karena lahan tanaman garapan
kurang begitu efesien dalam fotosintesis ketimbang lahan berhutan.
2.
Hidrida karbon
Suatu senyawa yang hanya mengandung 2 unsur C dah H disebut hidrokarbon . Misalnya metana (CH4) , etilena (CH2=CH2) dan benzena (C6H6). Hidrkarbon yang membentuk ikatan-ikatan tunggal disebut alkana (atau sikloalkana jika atom karbon itu membentuk cincin). Beberapa alkana yang alzim ialah metana, etana (CH3CH3), propana (CH3CH2CH3) dan butana ( CH3CH2CH2CH3). Alkana alkan ini memebentuk gas dan terdapat dalam mminyak bumi. Gas gas ini digunakan sebagai bahan bakar. Bensin pada hakikatnya adalah campuran alkana. Alkana dan sikloalkana disebut hidrokarbon jenuh artinya “jenuh dengan hidrogen”. Senyawa ini tak bereaksi dengan hidrogen. Senyawa yang mengandung ikatan pi disebut tak jenuh; dalam kondisi reksi yang tepat, senyawa ini bereaksi dengan hidrogen, menghasilkan produk yang jenuh.
Sistem tata nama IUPAC didasarkan pada gagasan bahwa struktur sebuah senyawa organik dapat digunakan untuk menurunkan namanya dan sebaliknya,bahwa suatu struktur yang unik dapat digambar untuk tiap nama dasar sistem IUPAC adalah nama alkana rantai lurus. Struktur dan nama 10 alkana ranta lurus yang pertama dicantumkan dalam tabel . senyawa dalam tabel ditata sedemikian rupa sehingga mereka berbeda dari tetangga dekatnya hanya oleh satu metilena (CH2). Pengelompokan senyawa semacam itu disebut suatu deret homolog dan senyawa dalam daftar semacam itu disebut homolog.
Dari tabel ternyata semua nama alkana berakhiran –ana, yang menyetakan suatu hidrokarbon jenuh bagian pertama nama 4 alkana pertama ( metana sampai dengan butana) diturunkan dari nama trivial tradisional. Nama alkana yang lebih tinggi diturunkan dari angka latin atau yunani misalnya pentana dari penta (lima).
3. Nitrida karbon
Nitrida karbon merupakan senyawa karbon yang berkatan dengan nitrogen. Sianida merupakan senyawa kimia yang terdiri dari ikatan karbon dan nitrogen rangkap 3.
Hidrogen
sianida, titk lelehnya -13,3o , titik didih 25,7o, merupakan senyawa
yang sangat beracun yang tetapan
dielektrik nya sangat tinggi .Senyawa ini larut dengan H20,
EtOH dan Et2O.Dalam larutan air itu asam
bahkan lebih lemah dari HF, disosiasi yang
konstan K, menjadi 7,2 x IO-10pada 25 ° C. Dulu sebelumnya diproduksi industri oleh pengasaman NaCN Atau Ca (CN) 2 tetapi yang paling proses modem katalitik didasarkan pada reaksi langsung antara CH4 dan NH3.
konstan K, menjadi 7,2 x IO-10pada 25 ° C. Dulu sebelumnya diproduksi industri oleh pengasaman NaCN Atau Ca (CN) 2 tetapi yang paling proses modem katalitik didasarkan pada reaksi langsung antara CH4 dan NH3.
Sianogen , ( CN )2 , adalah gas beracun yang tidak berwarna (seperti HCN ) titik leleh -27,9o , titik didih -21,2o Polimer beralih ke ( CN )2 di atas 800o dan untuk CN radikal atas 850o . ( CN )2 dapat dibuat di 80 % yield oleh oksidasi ringan CN dengan Cu2+ aquos, reaksinya sangat kompleks namun dapat disederhanakan dengan ideal, seperti:
2CuS04
+ 4KCN (CN)2 + 2CuCN +2K2SO4
4.
Halida karbon
Beralih sebelah halida sederhana karbon: tetraflorometana (CF4) adalah gas yang sangat stabil dengan titik leleh dekat dengan yang CH4 (metana). Hal ini dapat disiapkan pada skala laboratorium dengan mereaksikan SiC dengan F2 atau dengan fluorinating CO2, CO atau COCl2 dengan SF4. Pembuatan itu disiapkan oleh reaksi cepat F2 pada CF2Cl2 Atau CF3Cl .Atau dengan elektrolisis dari MF atau MF2 menggunakan anoda C. Penggantian H oleh F sangat baik meningkatkan stabilitas termal dan inertness kimia karena kekuatan besar dari CF Dengan demikian , florokarbon tahan terhadap serangan asam, alkali , oksidasi agen , agen pereduksi dan sebagian besar bahan kimia hingga 600o . Mereka bercampur dengan air dan pelarut hidrokarbon , dan ketika dikombinasikan dengan kelompok lain mereka berunding air repellance dan noda - tahan untuk kertas , tekstil dan kain .
Tetrafluoroethene ( C2F4 ) dapat dipolimerisasi untuksebuah kimia inert , PTFE plastik thermosetting ( polytetrafluoroethene ) ; ini memiliki koefisien gesekan sangat rendah dan menemukan peningkatan saat digunakan sebagai lapisan pelindung di non -stick peralatan dapur, pisau cukur dan bantalan . PTFE dibuat oleh fluorination parsial kloroform menggunakan HF dengan adanya SbFCl4 sebagai katalis ,diikuti oleh thermolysis untuk C2F4 dan polimerisasi selanjutnya :
CCl3H CF2ClH C2F4 (
C2F4)n
Sebagai ligan terhadap logam , C2F4 dan fluorocarbons lainnya tidak jenuh sangat berbeda dari alkena ( p . 931 ) . CCl4 adalah pelarut yang umum digunakan pada industri dan laboratorium serta memiliki bau yang khas , biasanya dibuat oleh reaksi CS2 atau CH4 dengan Cl2 . penggunaannyasebagai pelarut telah sedikit menurun karena toksisitasnya , namun CC14 masih banyak digunakan sebagai perantara dalam mempersiapkan " freon " seperti :
CFCl3 , CF2Cl2 dan CF3Cl
CCl4 +
HF CFCl3 + HC1
CFCl3 + HF CF2Cl2 + HCl
Katalis dibentuk oleh reaksi dari HF pada SbCl5. Freon memiliki kombinasi sifat yag unik yang membuat mereka idealnya cocok untuk digunakan sebagai pendingin dan propelan aerosol. Mereka memiliki titik didih rendah, viskositas rendah, permukaan rendah ketegangan dan kepadatan tinggi, dan tidak beracun, tidak mudah terbakar, tidak berbau, kimia inert dan termal stabil. Yang paling umum digunakan adalah CF2C12, titik didh -29,8o.
CBr4 berwarna kuning pucat dan berbentuk padat yang nyata kurang stabil daripada tetrahalida ringan. Pembuatannya melibatkan brominasi CH4 dengan HBr atau Br2 atau, lebih nyaman, reaksi dari CCl4 dengan A12Br6 pada 100o. Kecenderungan untuk mengurangi stabilitas termal C14 yang merupakan kristal terang-merah solid dengan bau mengingatkan dengan I2.
6.2.
Reaksi dan senyawaan silikon
A. Silikon murni berwujud padat seperti
logam dengan titik lebur 14100C. silikon dikulit bumi terdapat dalam berbagai
bentuk silikat, yaitu senyawa silikon dengan oksigen. Unsur ini dapat dibuat
dari silikon dioksida (SiO2) yang terdapat dalam pasir, melalui
reaksi:
SiO2(s)
+ 2C(s) → Si(s) + 2CO(g)
Silikon murni berstruktur seperti
Intan ( tetrahedral) sehingga sangat keras dan tidak menghantarkan listrik,
jika dicampur dengan sedikit unsur lain, seperti alumunium (Al) atau boron (B).
silikon bersifat semikonduktor (sedikit menghantarkan listrik), yang diperlukan
dalam berbagai peralatan, elektronik, seperti kalkulator dan Komputer. Itulah
sebabnya silikon merupakan zat yang sangat penting dalam dunia modern. Untuk
itu dibutuhkan silikon yang kemurniannya sangat tinggi dan dapat dihasilkan
dengan reaksi:
SiCl4(g)
+ 2H2(g) → Si(s) + 4HCl(g)
Jari-jari silikon lebih besar dari
karbon, sehingga tidak dapat membentuk ikatan π (rangkap dua atau tiga)
sesamanya, hanya ikatan tunggal (σ). Karena itu silikon tidak reaktif pada suhu
kamar dan tidak bereaksi dengan asam, tetapi dapat bereaksi dengan basa kuat
seperti NaOH.
Si(s) +
4OH-(aq) → SiO4(aq) + 2H2(g)
Pada suhu tinggi, silikon dapat
bereaksi dengan hidrogen membentuk hidrida, dan dengan halogen membentuk halida, seperti:
Si(s) + 2H2
→ SiH4
Si(s) +
2Cl2 → SiCl4
Silikon dapat
bereaksi dengan uap air pada suhu tinggi :
Si(s) + 2H2O SiO2(g) + 2H2(g)
Silikon dapat
bereaksi dengan udara membentuk silikon dioksida :
Si(s) + O2(g) SiO2(g)
Batuan dan mineral yang mengandung
silikon, umumnya merupakan zat padat yang mempunyai titik tinggi, keras, yang
setiap keping darinya merupakan suatu kisi yang kontinu terdiri dari atom-atom
yang terikat erat. Sebuah contoh dari zat padat demikian, adalah silikon
dioksida, yang terdapat dialam dalam bentuk kuarsa, aqata (akik), pasir, dan
seterusnya.
B.
Senyawaan Silikon
1. Hidrida
Hidrida adalah gas yang menyala
secara spontan dibuat dengan mereaksikan LiAlH4 pada SiO2
pada 150─170o, atau dengan mereduksi SiCl4 dengan LiAlH4
dalam eter. Meskipun stabil terhadap air dan asam encer, hidrolisis basa
secara cepat memberikan SiO2 terhidrat dan H2.
Pada senyawa
silikon terdapat deret Silana yaitu sebagai berkut:
2.
Oksida silikon
Silikon dapat memiliki 2 bentuk oksida yaitu silikon monoksida dan silikon
dioksida. Silikon monoksida SiO dapat dihasilkan dari reduksi silikon dioksida
SiO2 dan Si pada temperatur tinggi:
SiO2(s)+
Si(s) 2SiO(s)
Bentuk kristal SiO2 yang paling umum adalah silika, yaitu suatu
mineral kuarsa. Sebagian besar pasir tersusun dari silika, biasanya mengandung
berbagai pengotor terutama oksida oksida besi. Menarik untuk diperhatikan bahwa
CO2 dan SiO2 memiliki sifat sifat yang sangat berlawanan
walaupun keduanya merupakan oksida dari golongan yang sama (4A) dan juga
mamiliki rumus molekul yang sama. Pada kondisi kamar CO2 merupakan
gas tidak berwana sedangkan SiO2 berupa padatan dengan titik leleh
1600oC dan titik didih 2230oC. Perbedaan titik didih
tersebut disebabkan oleh fakto ikatan. CO2 terdiri dari satuan
molkeul molekul nonpolar triatomin yang berukuran kecil, sehingga terikan antar
molekl molekulnya disebabkan oleh gaya dispersi yang relativ lemah. Dipihak
lain, SiO2 mengandung jaringan ikatan kovalen Si-O dalam kisi
molekuler raksasa. Setiap aotm Si terikat pada atm O dan tiap atom O terikat
pada 2 atom Si.
Struktur SiO2
Perbedaan tipe ikatan tersebut dapat
dijelaskan. Terutama, ikatan tunggal C-O (energi ikat=358 kJ/mol) adalah jauh
lebih lemah dibanding ikatan rangkap C=O (energi ikat =799 kJ/mol), Jadi
setelah terbentuk ikatan Pπ- Pπ antara atom C dan O total energi ikat nya lebih
besar diabandibng 2 kali ikatan tunggal C-O . Dengan demikian pada CO2
pembentukan 2 ikatan rangkap C=O lebih disukai (favorable) dibandingkan dengan
4 ikatan tunggal C-O yang analog dengan struktur SiO2. Dipihak lain
, karna sifat katenasinya ikatan tunggal pada SiO dipandang sebagai memliki
karakter ikatan rangkap parsial, yaitu yang dihasilkan dari pertumpangtindihan
(overlapping) antara orbital d kosong pada atom Si dengan orbital p terisi pada
atom O . Karna adanya delokalisasi Si-O cukup besar, 452 kJmol. Alhasil bagi
SiO2 4 ikatan tunggal (dengan karakter ikatan rangkap parsial) lebih
disukai dibandingkan dengan 2 ikatan rangkap.
Dikenal adanya 3 bentuk silika yaitu , kuarsa , tridimit dan kristobalit.
Setiap bentuk silak ini memilika bentuk yang berbeda baik pada temperatur
tinggi maupun rendah . Bentuk yang paling stabil pada temperatur kamar adalah
kuarsa-β sedangkan pada suhu tinggi akan berubah menjadi tridimit-β dan akan
menjadi tristibalit-β pada suhu yang lebih tinggi lagi .
Bentuk α dan β masing-masing mewakili struktur pada temperatur rendah dan struktur pada temperatur tinggi . Kuarsa dan kristobalit dapat saling dipertukarkan bila dipanaskan . Proses ini lambat karena dibutuhkan pemutusan dan pembentukan kembali ikatan-ikatan dengan energi pengatifannya tinggi. Walaupun demikian, kecepatan perubahan sangat dipengaruhi oleh adanya pengotor atau kehadiran oksida-oksida logam alkali.
Secara umum, silika dalam segala bentuknya adalah tidak reaktif. Senyawa
ini hanya dapat bereaksi dengan gas fluor, asam hidrogen fluorida atau dengan
larutan basa. Reaksi dengan larutan basa menunjukkan bahwa SiO2
merupakan oksida asam. Reaksi silika dengan HF sering digunakan dalam analisis
kualitatif, karena senyawa volatil silikon tetrafluorida akan dapat mengalami
hidrolisis membentuk asam silikat .
SiO2(s) +
4HF(l) SiF4(s)+ 2H2O(l)
SiF4 (s) +
4H2O(l) 4HF + Si(OH)4
Reaksi antara silia dengan hidroksida
alkali akan menghasilkan garam-garam silikat (Na2SiO3)n
dan Na4SiO4.
3. Halida
Tetrahalida
Tetrahalida adalah senyawa yang
dapat dibentuk dengan semua halogen.Misalnya, silikon tetraklorida, dapat bereaksi dengan air, tak sama dengan
homolognya yaitu
karbon tetraklorida. Silikon dihalida dapat dibentuk dengan reaksi dengan suhu
tinggi antara silikon dan tetrahalida; dengan struktur yang serupa dengan
karbena sehingga senyawa ini adalah senyawa reaktif. Silikon difluorida
terkondensasi untuk membentuk senyawa polimer(SiF2)n.
Silikon dan
silikon karbida keduanya mudah bereaksidengan semua halogen untuk membentuk
volatil berwarna produk reaktif SiX4 . Sic4 sangat penting dan diproduksi di skala multikilotonne
untuk memproduksi boronfree transistor
kelas Si dan silika diasapi berbagai ester silikon . Ketika kedua tetrahalida
yang berbeda dipanaskan bersama-sama mereka menyeimbangkan untuk membentuk
distribusi random disekitar halida silikon yang pada pendinginan , dapat dipisahkan dan ditandai
nSiX4
+ (4 - n)SiY4 4SiXnY4-n
Halida campuran juga dapat dilakukan dengan reaksi pertukaran halogen , misalnya dengan menggunakan SbF3 berturut-turut untuk fluorinate SiCl4 atau SiBr4 .
4.
Nitrida Silikon
Aplikasi senyawa nitrida silikon Si3N4 , sebagai keramik
dan bahan tahan api. Termasuk kimia
inert bubuk amorf , yang dapat dibentuk oleh reaksi , atau dengan menggabungkan
Si dan N2 di atas 1.650 K.
SiCl4+4NH3 Si(NH2)4 Si(NH)2 Si3N4
Dua polimorf utama , α- dan β - Si3N4 , memiliki jenis struktur rantai yang tak terbatas di mana Si dan N berada pada tetrahedral dan di sekitar trigonal planar masing-masing. Berbentuk padat , γ - Si3N4 , diperoleh tekanan tinggi pada suhu tinggi ( 15 GPa , > 2000 K ) fabrikasi . Polimorf ini memiliki bentuk struktur atom N membentuk kubik.
struktur di mana dua pertiga dari atom Si menempati lubang oktahedral dan sepertiga menempati lubang tetrahedral. Spinels oksida yang kita bahas , terdapat ion logam dalam 2 dan 3 keadaan oksidasi ,yaitu ( AII ) ( BIII ) 2O4 .
Dalam γ - Si3N4 , semua atom Si berada dalam keadaan tunggal ( +4 ) oksidasi . Bahan lain yang keras adalah Si2N2O , terbuat dari Si dan SiO2 bawah N2 / Ar pada suasana 1700 K ; itu membuat jaring heksagonal dari atom Si dan N secara bergantian , ini terkait dengan ikatan Si- O -Si .
5.
Silikat
Si merupakan unsur kunci dari dunia mineral sebagaimana C merupakan unsur
kunci dalam kehidupan.sebagian besar silikat sangat tidak larut dalam air,
hanya silikat dari logam alkali yang sederhana ang larut dalam ai. Sifat umum
dari mineral silikat adalah kekompleksan anion silikatnya. Namun sebenarnya
anion anion kompleks tersebut berasal dari unit struktur dasar yang sama, yaitu
susunan tetrahedral sederhana dari 4 atom O disekitar atom pusat Si.
Tetrahedral ini dapat berupa unit terepisah, bergabung membentuk lembaran atau
membentuk kerangka 3 dimensi sehingga terdapat beberapa kelompok silikat.
a.
Ortosilikat
Silikat ini tersusun atas satuan satuan SiO44- berbentuk tetrahedral seperti pada
gambar
Silikat ini dijumpai dlam mineral willemit Zn2SiO4, fenasi Be2SiO4,
fersterit Mg2SiO4, zirkon ZrSiO4, dan olivin
(Mg,Fe)2SiO4.
b.
Pirosilikat
Pirosilikat merupakan gabungan dari 2 tetrahedral yang membentuk ion ( Si2O7)6-.
Contoh mineral siikat yang telah dikenal dari kelompok ini adalah tertoveltit
Sc2(Si2O7)dan hemimorfit Zn4(OH)(Si2O7).H2O
c.
Silikat siklis
Jika atom oksigen dalam setiap tetrahedral digunakan bersama oleh dua
satuan , maka akan diperoleh dua struktur silikat siklis, dengan rumus umum
(SiO32n-)n. Jika n=3 diperoleh Si3O96-
terdapat dalam mineral wollastonit Ca3(Si3O9)
dan benitoit BaTi(Si3O9), sedang jika n=6 diperoleh Si6O1812-
yang terdapat dalam mineral beril Be3Al2(Si6O18).
d.
Silikat rantai
Jika satuan satuan tetrahedral digabungkan menggunakan dua atom oksigennya,
maka akan dihasilkan rantai sederhana (piroksen) dengan rumus umum (SiO32n)n,
yang dijumpai dalam mineral enstatit MgSiO3 dan spodumen LiAl(SiO3)2.
Jika rantai sederhana digabungkan maka akan dihasilkan rantai ganda atau
amfibol dengan rumus (Si4O116n-)n , misalnya
termolit yang memiliki rumus molekul CO2Mg5Si4O11(OH)2
silikat amfibol selalu memiliki gugus
hidroksil yang mengikat ion logam. Mineral asbes berasal dari silikat amfibol
yang dihasilkan dengan menghilangkan logam atau karbon dalam termolit secara
isomorfis. Mineral asbes yang memiliki nilai ekonomis adalah krisotil Mg3(OH)4Si2O5.
e.
Silikat lapis
Silikat ini terbentuk karena penggabungan satuan satuan tetrahedral menggunakan
bersama 3 atom oksigen sehingga terbentuk lapisan dua dimensi takberhingga.
Silikat ini memiliki rumus empiris (Si2O52n-)n
satu lapisan dengan lapisan yang lain dalam silikat lapis diikat oleh gaya
elektrostatis yang berasal dari ion logam yang ada. Karena gaya elektrostatis
tidak sekuat ikatan Si-O dalam lapsan silikat, maka mineral yang terbentuk
terbagi dalam lembaran-lembaran yang tipis. Mineral mineral silikat dalam
kelompok ini meliputi lempung aluminosilikat dan mika. Dua contoh mineral lempug
yag dikenal adalah mineral talk (Mg3(OH)2Si4O10)
dan kaolin Al2(OH)4(Si2O5). Jika
atom Si digantikan oleh alumunium dan logam alkali, maka didapat logem yang
lebih keras, seperti Kal2(OH)2(Si3AlO10).
f.
Silikat tiga dimensi
Silikat ini terbentuk karena penggabungan satuan tetrahedral menggunakan
keempat atom oksigennya sehingga mempunyai susunan kristal tanpa adanya
penggantian Si dengan logam. Rumus umum silikat ini adalah SiO2(kuarsa,
tridimit dan kristobalit). Penggantian Si4+ oleh Al3+
dalam kisi kristal SiO2 memerlukan tambahan ion logam untuk menjaga
agar kenetralah listrik dalam kristal tidak berubah. Beberapa mineral yang
didapat dari penggantian ini adalah feldspar, zeolit dan ultramarin.
7. Polimer Silikon
Silikon memiliki stabilitas termal dan
oksidatif yang baik , bertahan pada suhu tinggi dan
rendah , anti air yang sangat baik ,memiliki sifat dielektrik yang baik ,dapat bertahan lama terhadap iradiasi ultraviolet dan pelapukan .
silikon dapat dibuat sebagai cairan ( minyak ) , gemuk , emulsi , elastomer (
karet ) dan resin .
Minyak silikon yang dibuat oleh goncangan proporsi yang sesuai
[ O(SiMe3 ) 2 ] dan [ peredaran ( Me2SiO ) 4 ]
dengan jumlah kecil dari 100 % H2SO4 ; ini merandomisasi rantai siloksan dengan
berulang kali memutuskan rantai Si - O untuk membentuk HSO4 ester dan kemudian membentuk kembali rantai Si - O baru dengan menghidrolisa kelompok ester .
Berat molekul polimer yang dihasilkan hanya bergantung pada proporsi awal dari kelompok rantai terakhir ( Me3SiO and Me3Si- ) dan pembentukan kelompok rantai ( -Me2SiO- ) dari dua komponen . Viskositas pada suhu kamar biasanya dalam kisaran 50-300000 kali dari air dan perubahan hanya perlahan-lahan dengan suhu .
Cairan ini digunakan sebagai media isolasi dielektrik , minyak hidrolik dan cairan kompresibel untuk pegas cair. Minyak metil silikon murni adalah pelumas yang baik pada beban ringan namun tidak dapat digunakan untuk roda gigi baja dan poros karena mereka tidak mengandung kelompok pembentuk lapisan polar dan terlalu mudah hancur pada tekanan tinggi .
Kegunaan lain adalah sebagai media yang perpindahan panas di pemandian air panas dan sebagai komponen pada pemoles mobil , tabir surya , lipstik dan formulasi kosmetik lainnya .
Tegangan permukaan rendah mengarah ke penggunaan luas mereka sebagai antifoams dalam pencelupan tekstil , proses fermentasi dan pembuangan limbah : sekitar 10-2 untuk 10-4 % sudah cukup untuk aplikasi ini . Demikian juga lengkap non - toksisitas yang memungkinkan mereka untuk digunakan untuk mencegah buih di minyak goreng , pengolahan jus buah dan produksi keripik kentang
Elastomer silikon ( karet ) yang diperkuat dimethylpolysiloxanes linear dari berat molekul yang sangat tinggi ( 5x10-5 – 10-7 ) memperkuat alat, dimana karet yang kental tidak berguna . biasanya diasapi silika ( p . 345 ) .
Polimerisasi dapat acidcatalysed tapi KOH menghasilkan karet dengan sifat fisik yang superior ; dalam kedua kasus perawatan teliti harus dilakukan untuk menghindari adanya prekursor kelompok rantai -blocking [Me3Si - O-] atau silang kelompok [ MeSi ( -O- ) 3 ] .
Komposisi karet silikon yang diperkuat dapat " divulkanisir " oleh oksidatif silang menggunakan 1-3 % dari benzoil peroksida atau reagen yang sama ; campuran dipanaskan sampai 150o selama 10 menit pada saat tekanan atau molding dan kemudian diasapi selama 1 -10 jam pada 250o .
Atau, dan lebih elegan . proses dapat dicapai pada suhu kamar atau sedikit di atas dengan memasukkan sedikit konsentrasi dari kelompok Si - H yang dapat katalitik dengan sebelumnya ditambahkan kelompok Si - CH = CH2 dalam rantai yang berdekatan .
Sekali lagi, silang 1 - komponen karet silikon yang mengandung acetoxy kelompok dapat segera dilakukan pada suhu kamar dengan paparan kelembaban .
Karet tersebut umumnya memiliki 1 garis penghubung untuk setiap 100-1000 Si atom dan tak tertandingi oleh karet sintetis atau alami lainnya dalam mempertahankan kelembaman mereka , fleksibilitas , elastisitas dan kekuatan hingga 250o dan turun ke -100o .
Mereka digunakan dalam kabel , segel statis dan berputar ,pengikat, penggulung,rol, industri segel dan perekat , pita isolasi listrik , stop kontak konektor , masker oksigen , tabung medis , pakaian luar angkasa , pembuatan katup pada implan hati . dan lain-lain.
Resin silikon disusun oleh menghidrolisis fenil tersubstitusi dikloro- dan trikloro - silana dalam toluena . Kelompok Ph meningkatkan stabilitas panas , fleksibilitas , dan kemungkinan proses dari resin .
Campuran dihidrolisis dicuci dengan air untuk menghilangkan HCI dan kemudian sebagian dipolimerisasi ke tahap kontrol dengan hati-hati di mana resin masih larut .
Hal ini dalam bentuk bahwa resin biasanya diterapkan . setelah itu silang akhir ke jaringan siloksan 3D dipengaruhi oleh pemanasan untuk 200o dengan adanya logam berat atau katalis amonium kuaterner untuk menyingkat kelompok silanol .
Resin silikon yang digunakan dalam isolasi peralatan listrik dan mesin , dan elektronik sebagai laminasi untuk dicetak papan sirkuit , mereka juga digunakan untuk enkapsulasi komponen seperti resistor dan sirkuit terpadu dengan cara transfer molding .
8.
Kegunaan
8.1.
Kegunaan Karbon
Berikut
adalah beberapa kegunaan umum unsur karbon :
1.
Digunakan sebagai unsur dekoratif dalam barang-barang perhiasan.
2.
Bahan bakar fosil seperti gas metana, minyak mentah, bensin, dan diesel
mengandungpersentase tinggi karbon. Bahkan gas memasak yang kita gunakan adalah
hidrokarbon.
3.
Karbon digunakan sebagai dasar pelarut untuk tinta yang digunakan dalam printer inkjet.
4. Unsur
ini digunakan dalam industri otomotif sebagai pigmen hitam.
5. Plastik
merupakan polimer karbon.
6. ‘Vegetable carbon’ atau karbon aktif sering digunakan
sebagai agen pemutih atau penyerap gas yang banyak digunakan dalam sistem filtrasi.
7.
Karbon (dalam bentuk karbon dioksida) juga digunakan dalam minuman bersoda, alat pemadam
kebakaran, dan bahan pembuat es kering.
8. Barang sehari-hari seperti parfum,
semir sepatu, dan kertas karbon menggunakan karbon.
9.
Dalam metalurgi, karbon monoksida
digunakan sebagai agen pereduksi untuk memperoleh unsur dan senyawa lainnya.
10.
Karbon dalam bentuk ‘freon’ digunakan dalam alat dan sistem pendingin.
11.
Banyak pemotong logam dan alat-alat tahan panas diproduksi dari karbon.
12. Salah satu bahan yang paling berlimpah yaitu plastik,
dihasilkan dari polimer karbon sintetis.
8.2.
Kegunaan Silikon
1. Silikon dioksida secara luas digunakan dalam pembuatan kaca dan batu bata.
2. Silica gel, bentuk koloid silikon dioksida, mudah menyerap kelembaban dan digunakan
sebagai desikan.
Silikon membentuk senyawa yang berguna lainnya. Silikon karbida (SiC) hampir sekeras berlian dan digunakan sebagai abrasif.
Silikon membentuk senyawa yang berguna lainnya. Silikon karbida (SiC) hampir sekeras berlian dan digunakan sebagai abrasif.
3. Natrium silikat (Na2SiO3), juga dikenal sebagai gelas
air, digunakan dalam produksi sabun, perekat dan sebagai pengawet telur.
4. Silikon tetraklorida (SiCl4) digunakan untuk membuat layar asap.
5. Silikon juga merupakan unsur penting dalam silikon, kelas bahan yang
digunakan untuk hal-hal seperti pelumas, agen polishing, isolator listrik dan
implan medis.
Bahan-bahan
yang mengandung silikon yang dikenal baik :
a. Keramik.
b. Semen
c. Kaca
d. Silikon
e. Zeolit
BAB
III
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai
berikut:
1.
Karbon merupakan unsur utama dalam
senyawa organik dan anorganik yang begitu banyak jumlah dan jenisnya.
2.
Karbon sangat tidak reaktif, karbon
jarang bereaksi di bawah kondisi yang normal.
3.
Atom karbon dapat membentuk empat
ikatan kovalen karena atom karbon memiliki 4 elektron valensi.
4.
Unsur karbon dapat membentuk
ikatan-ikatan kimia yang kuat, baik sebagai ikatan tunggal, ikatan rangkap atau
sebagai ganda tiga.
5.
Teknik ekstraksi unsur karbon dapat
dibuat dengan mereaksikan coke
dengan silica SiO2 pada suhu 2500oC, karbon aktif dibuat
dengan kulit singkong dan tempurung kelapa dengan proses aktivasi dan
karbonisasi.
6.
Pembentukan senyawa unsur karbon
dengan unsur lain yaitu karbon monoksida(CO), karbon dioksida(CO2),
karbonat dan bikarbonat, .
7.
Sifat kimia yang lain dari karbon
berdasarkan bentuk alotrop antara lain intan, grafit, grafena, fuleren dan
karbon amorfos.
8.
Silikon membentuk 28% kerak bumi
dalam jumlah berat, dan merupakan unsur terbanyak kedua, setelah oksigen. Silikon dikulit bumi terdapat dalam
berbagai bentuk silikat, yaitu senyawa silikon dengan oksigen.
9.
Kereaktifan silikon sama halnya dengan boron
dan karbon yaitu sangat tak reaktif pada suhu biasa.
DAFTAR
PUSTAKA
Fessenden,R.J
dan Fessenden,J.S.1992.Kimia Organik
Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Greenwood,
N.N.and A.Earnshaw.1997 .Chemisty Of the
Elements edisi ke 2. Oxford : University Of Leeds, U.K
Housecroft
Chaterine E.and Alan G.Sharpe.2007. Inorganic
Chemistry edisi ke 3. England : Prentice Hall
Keenan,
Charles W. 1984. Kimia untuk
Universitas. Jakarta: Erlangga
Suyanta. 2013. Buku
Ajar Kimia Unsur.Yogyakarta : Universitas Gajah Mada
Langganan:
Postingan (Atom)